Sukses

Cegah Pandemic Fatigue, Ini Saran Psikiater untuk Menjaga Emosi di Kondisi yang Melelahkan

Demi mencegah pandemic fatigue, psikiater meyakinkan bahwa upaya yang dilakukan untuk mencegah virus corona saat ini memiliki manfaatnya

Liputan6.com, Jakarta - Pandemic fatigue atau kelelahan akibat pandemi, menjadi salah satu hal yang ditengarai membuat penerapan protokol kesehatan (prokes) pencegahan COVID-19 mengendur.

Padahal, penerapan prokes seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan menjadi strategi termudah yang bisa dilakukan masyarakat demi mencegah penyebaran virus corona.

Natalia Widiasih Raharjanti, Kepala Divisi Psikiatri Forensik/Ketua Prodi Spesialis Kedokteran Jiwa, FKUI–RSCM mengatakan bahwa sesungguhnya semua pihak masih belajar untuk mengatasi situasi pandemi COVID-19 dengan baik.

"Bagaimana agar kita bisa memulainya, tentu kita harus berpikir bahwa setiap langkah yang kita lakukan ada manfaatnya," kata Natalia dalam sebuah dialog dari Graha BNPB beberapa waktu lalu, ditulis Minggu (17/1/2021).

Natalia pun mengatakan bahwa semua anggota masyarakat dan individu punya bagian dalam tindakan prevensi yaitu dengan menjaga pola hidup sehat.

Untuk mempertahankan emosi agar tetap stabil di kondisi yang melelahkan ini, Natalia mengatakan bahwa yang pertama bisa dilakukan adalah dengan menjaga kesehatan fisik seperti menjaga pola tidur, pola makan, dan olahraga.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Lakukan Relaksasi

Dalam hal ini, seseorang juga perlu untuk mengenali tanda-tanda apakah dirinya mengalami kelelahan atau tidak.

"Apakah tanda dan gejalanya di emosi kita, apakah kita jadi lebih mudah sensitif atau jadi mudah marah," kata Natalia.

"Atau kognitif kita yang kacau, kita melihat tidak ada jalan keluar, semua harus diselesaikan secara cepat, atau di perilaku kita, jadi apatis, tidak peduli, kita harus kenali dulu."

Apabila terdapat tanda-tanda tersebut, mulailah beristirahat dan tidak melakukan apa-apa terlebih dulu. Natalia menyarankan cara terbaik adalah dengan tidur.

Namun seringkali, dalam kondisi lelah, tubuh tengah berada dalam kondisi fight or flight sehingga menyebabkan menjadi tegang dan sulit untuk tidur. Di sini, Natalia mengatakan bahwa penting bagi seseorang untuk belajar melakukan relaksasi.

"Tipe relaksasi setiap orang berbeda-beda, ada yang dengan yoga, punya waktu sendiri, tetapi ada juga yang harus menyalurkan energinya, atau nonton film horor. Jadi temukan cara yang membuat kita rileks," katanya.

3 dari 4 halaman

Kenali Sumber Kecemasan

Setelah rileks, mulailah mengenali apa yang membuat kita menjadi cemas.

"Begitu kita tahu sumber kecemasannya, apakah ketakutan kita pada kondisi yang bisa kita kontrol atau ini memang ketakutan dari individu kita."

Natalia pun merekomendasikan seseorang untuk mengurangi membaca atau melihat berita-berita yang menambah kecemasan. Selain itu, ia meminta agar seseorang jangan pernah diam saja dan selalu aktif agar dapat melatih pikiran positif.

"Kemudian saat kita berkonflik dengan orang di rumah, atau melihat lingkungan yang salah, kita juga harus belajar mengenali apa yang membuat situasi ini berbeda. "

"Jangan-jangan dengan kita mempelajari kebutuhannya, atau ada proses pikir yang salah, kita jadi lebih bisa mengkomunikasikan dengan cara yang benar."

4 dari 4 halaman

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.