Sukses

PKJS-UI: Belanja Rokok Penerima Bansos Berpengaruh pada Efektivitas Program Bantuan

Survei menunjukkan bahwa penerima bantuan sosial cenderung membelanjakan uang bantuan tersebut untuk rokok. Hal ini dapat berdampak negatif bagi efektivitas program bantuan sosial itu sendiri.

Liputan6.com, Jakarta Survei menunjukkan bahwa penerima bantuan sosial cenderung membelanjakan uang bantuan tersebut untuk rokok. Hal ini dapat berdampak negatif bagi efektivitas program bantuan sosial itu sendiri.

Menurut Ketua Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS-UI), Ir. Aryana Satrya, M.M, Ph.D, perilaku merokok dari penerima bansos mengurangi efektivitas program-program bantuan sosial untuk mencapai target dari program tersebut.

Pasalnya, perilaku konsumsi rokok tersebut menjadi faktor besar yang berkontribusi terhadap jumlah anak yang mengalami stunting.

“Hal ini tentu akan menjadi ancaman untuk generasi mendatang, juga menjadi beban keluarga terutama pada masa pandemi COVID-19,” kata Aryana dalam keterangan pers, Kamis (8/1/2021).

Stunting dapat terjadi jika uang belanja nutrisi dipakai atau dikurangi hanya untuk membeli rokok. Pada akhirnya, kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi sehingga tumbuh kembangnya pun tidak optimal.

Ia menambahkan, konsumsi rokok yang terus meningkat walau keadaan ekonomi sulit dapat disebabkan harga rokok yang masih relatif terjangkau bagi masyarakat miskin.

Kenaikan harga rokok melalui mekanisme kenaikan cukai hasil tembakau dan harga jual eceran sangat diperlukan untuk menjauhkan keterjangkauan kelompok rentan, termasuk anak dan remaja, dari pembelian rokok.

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Simplifikasi Layer Cukai

Selain harga yang perlu dinaikkan, simplifikasi layer cukai hasil tembakau juga harus dilakukan, tambah Aryana.

“Pengendalian konsumsi akan sulit terjadi jika pilihan harga rokok di pasar masih bervariasi akibat layer cukai yang berlapis. Konsumen rokok bisa berpindah ke golongan harga yang lebih rendah karena tarif cukainya yang lebih kecil.”

PKJS-UI mendukung ketegasan pemerintah dengan melarang bantuan sosial digunakan untuk beli rokok. Selain itu, pengendalian konsumsi rokok melalui kenaikan harga rokok yang signifikan dapat membuat program bantuan sosial yang dimiliki pemerintah akan lebih efektif.

Program tersebut akan berjalan sesuai target dan dapat menyelamatkan generasi mendatang yakni setiap anak yang dijauhkan dari rokok.

 

 

3 dari 3 halaman

Infografis Bahaya Merokok

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.