Sukses

Soal Efikasi, Menkes Budi Percayakan BPOM Tentukan Vaksin COVID-19 yang Digunakan

Soal efikasi, Menkes Budi percayakan BPOM untuk menentukan vaksin COVID-19 mana yang akan digunakan.

Liputan6.com, Jakarta Terkait efikasi, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mempercayakan sepenuhnya kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk menentukan vaksin COVID-19 mana saja yang akan digunakan nanti.

Mengacu pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), efikasi vaksin COVID-19 berada di atas 50 persen. Efikasi bisa berbeda-beda di tiap negara walau jenis vaksin Corona-nya sama.

"Dalam empat hari ini, Saya belajar mengenai efikasi. Ya, memang efikasi ini perlu ahlinya yang menjabarkan. Karena efikasi vaksin di tiap negara bisa berbeda-beda walau vaksinnya sama," jelas Budi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (29/12/2020).

"Misalnya, uji klinis fase 3 Sinovac bisa berbeda-beda, baik efikasi di Asia atau negara lain. Saya sudah mempelajari bahwa banyak sekali komponen-komponen yang harus dipahami dan dipertimbangkan dalam menentukan, apakah suatu vaksin tertentu bisa digunakan."

Efikasi adalah kemampuan vaksin untuk memberikan manfaat bagi individu yang diberi imunisasi.

 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menkes Budi Percayakan BPOM

Seluk-beluk mengenai efikasi vaksin Corona, harus diserahkan kepada BPOM. Setelah evaluasi uji klinis, BPOM akan mengambil keputusan, apakah vaksin tertentu bisa digunakan atau tidak.

"Untuk efikasi, lebih baik dikasih ke ahlinya. Ini adalah proses yang sangat saintifik. Dan ahlinya ada di BPOM. Saya tidak berandai-andai bahwa Saya ahli mengenai efikasi vaksin," lanjut Budi.

"Jadi, Saya percaya kepada BPOM untuk bisa menentukan mana vaksin Corona, yang dapat digunakan, mana yang tidak."

Di sisi lain, BPOM juga akan menentukan, apakah vaksin Corona Sinovac bisa digunakan pada usia di bawah 18-59 tahun.Terutama vaksin Sinovac di Bandung, Jawa Barat.

"Kami sudah bicara dengan BPOM dan melihat data dari luar negeri. Kebanyakan vaksin Sinovac diberikan ada yang di atas 18 tahun dan di atas 16 tahun," imbuh Budi.

"Tapi kembali lagi, untuk menentukan rentang vaksin mana saja, tergantung dari hasil uji klinis fase 3 yang sangat saintifik dan itu nanti akan dilakukan oleh BPOM."

3 dari 3 halaman

Infografis Menguji Calon Vaksin Covid-19 Sinovac

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.