Sukses

Tim Peneliti UGM Sebut Sensitivitas Alat Deteksi COVID-19 GeNose Capai 92 Persen

Tim peneliti menjelaskan bagaimana riset yang dilakukan terhadap alat deteksi COVID-19 lewat embusan napas, GeNose

Liputan6.com, Jakarta Tim pengembang alat deteksi COVID-19 lewat embusan napas, GeNose, dari Universitas Gajah Mada (UGM) mengatakan, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, perangkat yang mereka kembangkan memiliki sensitivitas sebesar 89 hingga 92 persen.

Dian K. Nurputra, salah satu dari Tim GeNose UGM mengungkapkan, ada dua penelitian yang mereka lakukan untuk memastikan validasi dan akurasi GeNose yaitu uji validasi/profiling dan uji klinis/uji diagnostik pre-marketing.

Dalam presentasinya di konferensi pers virtual pada Senin (28/12/2020), Dian mengungkapkan penelitian dilakukan pada 2 kelompok pasien positif COVID-19 dan non-COVID-19 yang dirawat di RS Bhayangkara dan Rumah Sakit Lapangan Khusus COVID-19 di Bantul, Yogyakarta.

"Kami mendapatkan 615 sampel napas dengan 382 sampel positif, dan 382 sampel positif ini yang kemudian menjadi otak dari mesin kami sekarang, yang diuji pada uji diagnostik setelah mendapatkan surat izin untuk melakukan uji diagnostik dari Kemenkes," kata Dian.

Dari uji profiling, tim menemukan bahwa perangkat tersebut mampu memberikan akurasi dan sensitivitas hingga 97 persen. Studi lalu dilanjutkan dengan uji diagnostik yang dibandingkan dengan tes standar COVID-19 yaitu dengan tes PCR.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sensitivitas 89 hingga 92 Persen

Dian mengungkapkan, uji klinis kemudian dilakukan di delapan rumah sakit di Indonesia.

"Pada saat itu yang kami pakai adalah setting rumah sakit, jadi semua pasien yang suspek COVID-19 baik yang bergejala maupun yang tidak, tetapi kontak erat dengan pasien terkonfirmasi itu kita pakai," kata Dian.

Metode pengujian dilakukan dengan cross sectional, triple blinded, dan multicenter consecutive sampling.

Dian mengatakan, total terdapat 1.476 subyek yang terkumpul dari pengaturan rumah sakit. Jumlah tersebut lalu ditambahkan 523 subyek tambahan pada setting skrining bebas pada populasi umum, atas saran dari tim pengulas uji klinis Kementerian Kesehatan.

"Dari hasilnya kita bisa mendapatkan sensitivitas antara 89 sampai 92 persen, kemudian spesifitasnya 95 sampai 96 persen," kata Dian.

Dian mengatakan bahwa publikasi dari GeNose masih dalam proses. Ditargetkan bahwa hasil uji diagnostik, korelasi klinis, dan performa perangkat akan selesai pada Januari 2021.

3 dari 3 halaman

Infografis Seluk-beluk Tes Medis Corona

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.