Sukses

Turki Ungkap Vaksin COVID-19 Sinovac 91,25 Persen Efektif

Vaksin COVID-19 eksperimental yang dikembangkan oleh perusahaan bio farmasi asal China, Sinovac, memiliki efektivitas hingga 91,25 persen. Hal tersebut diungkap oleh pejabat kesehatan Turki.

Liputan6.com, Jakarta Vaksin COVID-19 eksperimental yang dikembangkan oleh perusahaan bio farmasi asal China, Sinovac, memiliki efektivitas hingga 91,25 persen. Hal tersebut diungkap oleh pejabat kesehatan Turki.

Menurut ahli bidang penyakit menular dr Serhat Unal dari departemen kesehatan Turki, temuan tersebut berdasarkan hasil awal uji klinis tahap akhir di negara tersebut. Ia menambahkan bahwa vaksin COVID-19 tersebut pun aman.

Lebih lanjut Unal mengatakan, hasil awal tersebut didapat dari uji klinis acak yang melibatkan 7.371 relawan. Vaksin COVID-19 yang dinamai CoronaVac itu berbahan dasar virus tidak aktif.

Sementara, Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca mengatakan dalam konferensi pers, hasil uji klinis tersebut merupakan yang pertama kali diumumkan bagi vaksin COVID-19 CoronaVac. Sebelumnya media melaporkan, Sinovac menunda pengumuman hasil uji klinis tahap akhir vaksin yang dikembangkannya hingga Januari. Hal itu dikarenakan Sinovac hentak mengumpulkan data dari negara-negara lain yang juga melakukan uji klinis fase 3 terhadap CoronaVac.

Meski telah mengumumkan tingkat efektivitas vaksin COVID-19 CoronaVac, Turki tidak bisa segera memgumumkan secara mandiri tingkat efikasi atau kemanjuran vaksin tersebut.

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Turki Pesan

Melansir laman AP, Menteri Kesehatan Koca mengatakan, sejumlah tiga juta dosis CoronaVac akan dikirim ke Turki pada Minggu (27/12) malam dan tiba keesokan harinya, Senin (28/12). Semula vaksin tersebut akan tiba setelah 11 Desember, namun Koca mengatakan, hal itu terkendala oleh masalah izin masuk. Diketahui, Turki telah memesan 50 juta dosis vaksin CoronaVac.

Selain memesan vaksin yang dikembangkan Sinovac, Koca mengatakan pihaknya juga telah membuat perjanjian untuk vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech. Menurutnya, Turki bisa mendapat 45 juta dosis hingga akhir Maret dan memiliki pilihan untuk membeli hingga 30 juta dosis.

Dikabarkan, Turki menjadi salah satu negara dengan tingkat infeksi paling parah di dunia. Jumlah kasus positif harian di Turki mencapai 22 ribu per minggu. Menurut data statistik resmi, total kematian terkait COVID-19 di negara terebut mencapai 19.115 jiwa.

3 dari 3 halaman

Infografis

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.