Sukses

IDAI Rilis Jadwal Imunisasi Anak 2020, Apa Beda dengan yang Lama?

Jadwal imunisasi yang baru hadir dengan mempertimbangkan perkembangan berbagai program imunisasi di Indonesia serta rekomendasi World Health Organization (WHO).

Liputan6.com, Jakarta Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) baru-baru ini merilis jadwal imunisasi anak usia 0 -18 tahun. Jadwal imunisasi yang baru hadir dengan mempertimbangkan perkembangan berbagai program imunisasi di Indonesia serta rekomendasi World Health Organization (WHO).

"Jadwal imunisasi rekomendasi IDAI tahun 2020 ini mempertimbangkan WHO position paper terbaru untuk berbagai vaksin, Permenkes No 12 Tahun 2017 tentang penyelenggaraan imunisasi, dan kebijakan Kemenkes terkait program imunisasi global," tulis IDAI di laman resmi mereka @idai_ig.

Orangtua tak perlu bingung atau panik dengan jadwal imunisasi yang baru. Perubahan yang ada tidak begitu signifikan hanya bergeser sedikit dibandingkan jadwal rekomendasi IDAI 2017 seperti disampaikan Sekretaris Satuan Tugas Imunisasi IDAI, Prof. DR. dr Soedjatmiko, SpA(K).

"Jadi, perubahan tidak begitu signifikan. Tidak ada perubahan yagn drastis loncat, tidak ada," katanya.

"Don't worry, bapak, ibu," kata dokter yang karib disapa Prof Miko ini dalam IG Live @idai_ig pada Kamis, 17 Desember 2020.

Orangtua bisa mengunduh jadwal imunisasi anak terbaru ini di website IDAI. Meski begitu, rekomendasi ini lebih banyak ditujukan untuk catatan para dokter. "Ini panduan untuk dokter yang lebih banyak."

 

Simak Juga Video Berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perbedaan

Salah satu perbedaan misalnya bila pada rekomendasi imunisasi 2017, vaksin BCG diberikan sebelum 3 bulan tapi paling optimal 2 bulan. Pada rekomendasi imunisasi 2020 adalah setelah lahir atau sebelum bayi 1 bulan.

Lalu, vaksin IPV untuk perlindungan dari penyakit polio pada rekomendasi 2020 diberikan dua kali. Sementara, pada 2017 hanya sekali. Perubahan ini, kata Miko, karena melihat beberapa studi di Bandung yang menunjukkan bila hanya diberikan satu kali perlindungan terhadap polio virus sero 2 rendah.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.