Sukses

Satgas Ungkap Efek Domino Libur Panjang yang Berujung Lonjakan Kasus Kematian COVID-19

Satgas mengungkapkan bahwa tak hanya meningkatnya kasus positif, ada efek domino yang dipicu oleh libur panjang, terhadap lonjakan angka kematian akibat COVID-19

Liputan6.com, Jakarta Satgas Penanganan COVID-19 mengungkapkan bahwa libur panjang juga memiliki efek domino yang berujung pada melonjaknya angka kematian akibat COVID-19.

Dewi Nur Aisyah, Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas COVID-19 mengatakan, sepekan setelah terjadi libur panjang, angka kematian akibat COVID-19 mingguan memang sempat menurun.

"Kemudian dia naik, tetapi kenaikannya juga sangat signifikan," kata Dewi dalam sebuah dialog dari Graha BNPB, Jakarta pada Rabu (17/12/2020).

Berdasarkan data yang dipresentasikan Dewi, pada 28 Oktober sampai 3 November, di mana terjadi libur panjang, angka kematian mingguan adalah sebesar 634. Jumlah ini sempat turun menjadi 615 pada 4 sampai 10 November.

Namun, angka kumulatif kematian akibat COVID-19 mingguan melonjak mulai 18 sampai 24 November menjadi 718, hingga 970 pada 25 November hingga 1 Desember, dan berada di angka 919 pada 2 sampai 8 Desember.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Alasan Libur Panjang Picu Kenaikan Kasus

Dewi mengatakan, ada beberapa skenario yang mungkin menyebabkan angka kematian akibat COVID-19 ikut melonjak beberapa pekan setelah libur panjang. Yang pertama adalah kemungkinan terlambatnya pelaporan.

"Atau yang kedua, jumlah orang yang sakit kan tidak bisa langsung sembuh dalam waktu cepat. Untuk pemeriksaan yang positif, bertambahnya bisa cepat, namun yang dirawat punya gejala sedang sampai berat, berbanding dengan yang ringan, ini kan juga berbeda."

Dewi melanjutkan, libur panjang sesungguhnya tidak berkontribusi secara langsung pada peningkatan kasus COVID-19.

"Kalau misalnya libur tetapi di rumah saja, tidak kemana-mana, ya sebenarnya tidak ada masalah," kata Dewi. "Tapi ketika ada mobilitas, ada kerumunan, ada ketidakpatuhan, maka muncul penularan."

3 dari 4 halaman

Beban pada Layanan Kesehatan

Dewi mengingatkan bahwa apabila terjadi peningkatan penularan, maka dapat terjadi penambahan kasus infeksi COVID-19 secara signifikan di waktu yang sama.

"Karena banyak orang yang ke lapangan, mungkin ke tempat wisata, terjadi peningkatan penularan dan terjadi penambahan kasus tapi tinggi sekali jumlahnya," katanya.

Ia menjelaskan, kapasitas pelayanan kesehatan pun ikut terpengaruh apabila terjadi lonjakan kasus orang yang dirawat karena COVID-19. Hal ini juga berdampak pada ketersediaan tempat tidur di perawatan kritis, ventilator, dan ICU.

"Ketika orang yang datang adalah orang dengan gejala berat, ini yang akan sulit," kata Dewi. Selain itu, efek domino juga dapat berdampak pada beban tenaga kesehatan.

Dewi mengatakan, terkait kematian, ada beberapa hal yang berpengaruh di sini yaitu: kapasitas pelayanan kesehatan, karakteristik pasien, usia, jumlah dan jenis komorbid, serta kecepatan penanganan.

Namun, apabila terjadi beban pada layanan kesehatan, tentu saja kecepatan penanganan pun dapat ikut terpengaruh sehingga meningkatkan risiko terlambatnya pasien COVID-19 ditangani dengan baik.

4 dari 4 halaman

Infografis Tips Libur Panjang Bebas Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.