Sukses

Terhindar dari Retinopati Diabetik, Kemenkes: Harus Cegah Diabetes Itu Sendiri

Terhindar dari retinopati diabetik, Kemenkes tegaskan pentingnya harus mencegah diabetes itu sendiri.

Liputan6.com, Jakarta Upaya pencegahan retinopati diabetik, Kementerian Kesehatan menekankan, harus memperbaiki kondisi dalam  pencegahan terhadap diabetes melitus itu sendiri. Apabila sudah terkena diabetes, kontrol gula darah menjadi upaya yang harus dilakukan.

Retinopati diabetik adalah kerusakan pada retina yang dijumpai pada pengidap diabetes. Kondisi ini ditandai dengan perdarahan pembuluh darah retina dan gangguan pusat penglihatan mata (makula) yang menyebabkan penglihatan menurun.

Direktur Pencegahan Penyakit dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI Cut Putri Ariyanie mengatakan, jika sudah terkena penyakit tidak menular, salah satunya diabetes, maka hal yang bisa dilakukan adalah patuh terhadap pengobatan.

"Kepatuhan harus tinggi, anjuran dokternya diikuti. Karena kan diabetes tidak seperti hipertensi. Pengidap diabetes tidak boleh seharipun tanpa minum obat," kata Cut dalam dialog virtual Fight Against Blindness from Diabetes, Jumat (11/12/2020).

"Ya, ada yang tidak perlu (minum) obat. Tapi dia harus melakukan exercise dan pengaturan pola makan. Dan juga harus mengikuti anjuran dokter."

Jumlah orang yang berisiko kena diabetes melitus, menurut Cut, dalam rentang 60-70 persen. "Mereka adalah orang sehat yang berisiko kena. Nah, ini yang kita dorong supaya mereka (terus) menjadi sehat," imbuhnya.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Promosi Kesehatan Cegah Diabetes Dibarengi Aktivitas Fisik

Upaya pencegahan maupun penerapan pola hidup sehat bagi pengidap diabetes membutuhkan kondisi lingkungan yang memadai. Bahkan butuh kerja keras untuk menjalankannya dengan baik.

"Kalau lingkungan tidak mendukung, akses terhadap makanan sehat tidak ada. Kemudian untuk melakukan aktivitas fisiknya juga terbatas. Lalu, masih banyak orang yang merokok ataupun obesitas masih tinggi," lanjut Cut.

"Tentu, ini juga upaya yang sangat keras yang harus kita lakukan. Butuh effort yang lebih besar."

Di sisi lain, beberapa kebijakan, misal kehadiran cukai pemanis (sugar sweet) akan menjadi hal menggembirakan. Sebagai salah satu bentuk pengendalian cukai tentu di Indonesia, tindakan-tindakan yang diambil harus sangat berhati-hati.

Ini karena harus mempertimbangkan sektor lain. Walaupun begitu, kita belajar bahwa masalah kesehatan harus menjadi prioritas. Tanpa perhatian kita semua terhadap kesehatan, angka infeksi dan kematian akibat penyakit akan tinggi.

"Inilah upaya yang kita lakukan. Selain melakukan promosi kesehatan. Kalau hidup tentu harus dibarengi dengan aktivitas fisik juga stop merokok. Aspek kebijakan ini merupakan satu rangkaian yang tidak bisa dipisah-pisahkan," pungkas Cut.

3 dari 4 halaman

Dukungan Sarana untuk Jalankan Aktivitas Fisik

Adapun aktivitas fisik harus didukung adanya ketersediaan sarana di masyarakat dan individu. Artinya, tatkala keluar rumah, tersedia trotoar yang aman.

"Jadi, individu bisa menggunakan aktivitas fisik di ruang terbuka hijau. Mestinya disediakan sarana-sarana olahraga olahraga, rekreasi. Saya sering mengatakan non communicable disease--penyakit tidak menular ini, termasuk diabetes di dalamnya it's not individual issue (bukan isu perorangan/individu)," Cut menjelaskan.

"Sekarang supaya orang tidak makan kandungan gula garam lemak yang berlebihan, kami kampanyekan lewat Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat). Ayo, makan buah dan sayur."

Manakala ketersediaan buah dan sayur tidak ada, lalu yang tersedia bebas pestisida yang murah akan susah menerapkan pola makan sehat. Oleh karena itu, harus didukung oleh Kementerian Pertanian sampai dinas pertanian yang ada di pemerintahan, kabupaten/kota lainnya.

4 dari 4 halaman

Infografis 4 Tips Penderita Diabetes Hindari Penularan Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.