Sukses

Terkait Corona COVID-19 di DKI Jakarta, Ini Pesan Dokter Paru ke Anies Baswedan

Dokter berharap Anies Baswedan memiliki kebijakan guna menekan kasus Virus Corona COVID-19 di DKI Jakarta

Liputan6.com, Jakarta - Dokter Spesalis Paru (Pulmonologist), dr Jaka Pradipta SpP, melalui sosial media Twitter memohon perhatian Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, terkait penanganan Corona COVID-19 di Ibu Kota.

Kira-kira 17 jam yang lalu, Jaka berkicau bahwa dalam satu minggu ini, tiga orang dokter yang bekerja bersama dengannya di salah satu rumah sakit terinfeksi COVID-19.

Selain itu, Jaka juga memberitahu bahwa ruang isolasi untuk pasien Virus Corona pun penuh.

"Hampir tiap hari merujuk karyawan RS yang terinfeksi ke Wisma Atlet. Kemungkinan tidak lama lagi RS Jakarta akan mulai kolaps. Dimohon atensinya kepada pak @aniesbaswedan," tulis Jaka di akun Twitter pribadinya, @jcowacko.

Saat dimintai konfirmasi terkait hal tersebut, Dokter Jaka, mengatakan, kicauan itu merupakan bentuk keresahannya sebagai dokter yang juga berpraktik di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet.

"Saya di Wisma Atlet, sehari itu sampai siang bisa 150 pasien yang masuk. Jadi, kita juga kadang mulai resah. Keresahan-keresahan itu banyak," kata Jaka saat dihubungi Health Liputan6.com melalui sambungan telepon pada Jumat, 27 November 2020.

"Seminggau kemarin, dokter A positif, lalu isolasi. Dokter B masuk RS Persahabatan dan dokter C. Semuanya saya kenal, saya visit bareng. Di tempat isolasi saya bekerja juga penuh," Jaka menambahkan.

Kondisi seperti ini, kata Jaka, mulai mengkhawatirkan. Dia mengimbau agar Anies Baswedan membuat kebijakan-kebijakan yang lebih ketat dan strategis.

"Jangan sampai menunggu banyak korban (COVID-19), baru PSBB diperketat," kata Jaka.

"Jadi, itu maksud saya," Jaka menekankan.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pasien Corona COVID-19 di Wisma Atlet Terus Bertambah?

Jaka juga mengatakan bahwa dalam beberapa hari terakhir, jumlah pasien COVID-19 yang masuk ke Wisma Atlet terhitung banyak. Bahkan, baru pukul 07.00 pagi saja, jumlahnya di kisaran 50 orang.

"Jadi memang artinya kebutuhannya meningkat. Jumlah pasiennya kan berarti meningkat," kata Jaka.

"Kadang kita (dokter paru) sampai sore cukup, karena IGD penuh banget. Pasien yang masuk sudah kayak pasar. Jadi, kadang kita sudah stop dulu, besok baru lanjut lagi," ujar Jaka.

Kalau kondisinya begitu terus, kata Jaka, lama-lama tenaga kesehatan yang menjadi korban.

"Jadi, itulah message (untuk) pak gubernur agar lebih concern lagi dalam membuat kebijakan," ujarnya.

"Mungkin, PSBB belum diperketat lagi, tapi apa gitu yang lebih ditingkatkan lagi misalnya," Jaka menambahkan.

 

3 dari 4 halaman

Aman Ketika Vaksin COVID-19 Ada, tapi....

Lebih lanjut Dokter Jaka, mengatakan, kita mungkin akan bisa aman ketika vaksin COVID-19 sudah ada. Namun, ketika vaksin Corona sudah ada, minimal herd immunity (kekebalan kelompok) terbentuk.

"Artinya, 60 hingga 70 persen populasi sudah terbentuk imunitasnya," katanya.

"Tapi itu kan makan waktu sehingga kebijakan-kebijakannya seharusnya strategis nih, sampai kita bisa mencapai herd immunity tersebut," Jaka menekankan.

Kalau memang perekonomian masih mau digenjot, lanjut Jaka, minimal Gubenur Anies Baswedan harus melakukan 'tarik ulur'.

"Tarik, terus ulur, lalu PSBB lagi, kemudian diperketat, lalu kasus turun, oke. Kalau kasus naik lagi, begitu lagi. Mau enggak mau seperti itu sampai akhirnya terbentuk," katanya.

Misalnya memang tidak mau tarik ulur, Dokter Jaka berharap segala kebijakan yang dibuat benar-benar konsisten dikerjakan. Contohnya, kerumunan harus benar-benar diperketat regulasinya.

"Acara-acara yang menimbulkan banyak massa benar-benar dibubarkan. Restoran atau mal benar-benar dievaluasi prosedurnya," kata Jaka.

"Kan di kita kadang-kadang hanya retorika. (Katanya) harus sesuai dengan protokol kesehatan. Realitanya, dijalaninya mah enggak ada. Itu sih concern saya.

 

4 dari 4 halaman

Infografis COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.