Sukses

Harga Vaksin COVID-19 Sputnik V Diungkap, Lebih Murah dari Pfizer dan Moderna

Kirill Dmitriev, kepala Russian Direct Investment Fund mengatakan bahwa mereka sengaja menurunkan harga agar vaksin COVID-19 Sputnik V dapat tersedia bagi seluruh dunia.

Liputan6.com, Jakarta Pengembang Sputnik V mengatakan bahwa vaksin COVID-19 yang mereka buat hanya akan dihargai kurang dari 20 dolar Amerika Serikat (AS) per orang. Ini berarti, satu orang hanya akan menghabiskan biaya sekitar 283 ribu rupiah.

Melalui akun Twitter resmi Sputnik V, vaksin COVID-19 asal Rusia itu membutuhkan dua dosis pada setiap orang. Sehingga, satu dosis vaksin berharga kurang dari 10 dolar AS (sekitar Rp141 ribu).

Dikutip dari Channel News Asia pada Rabu (25/11/2020), hal tersebut diumumkan usai pengumuman harga vaksin COVID-19 dari beberapa produsen lain seperti Pfizer/BioNTech, Moderna, dan AstraZeneca/Oxford.

Kirill Dmitriev, kepala Russian Direct Investment Fund (RDIF) mengatakan bahwa mereka sengaja menurunkan harga agar vaksinnya dapat tersedia bagi seluruh dunia.

"Gamaleya Center telah mengembangkan salah satu vaksin paling efisien melawan virus corona di dunia dengan tingkat kemanjuran lebih dari 90 persen dan harga dua kali lebih rendah dibandingkan dengan vaksin lain dengan kemanjuran yang sama," kata Dmitriev seperti dikutip dari laman Sputnik V.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Warga Rusia Dapat Vaksin Gratis

Selain itu, Dmitriev juga mengatakan bahwa mereka ingin meningkatkan distribusi dan produksi. Menurutnya, mereka dan mitra-mitranya di negara lain seperti India, Brasil, China, dan Korea Selatan, memiliki kapasitas untuk memproduksi satu miliar dosis pada tahun depan.

"Bagi warga Rusia, vaksinasi COVID-19 akan diberikan secara gratis," kata RDIF dalam pernyataan resminya.

Dalam laman resminya, pengembang Sputnik V menyatakan bahwa per 24 November 2020, lebih dari 22 ribu sukarelawan uji klinis telah mendapat dosis pertama vaksin, dan lebih dari 19 ribu sukarelawan telah mendapatkan dua dosis.

"Saat ini uji klinis fase III telah disetujui dan sedang berlangsung di Belarus, Uni Emirat Arab, Venezela, dan negara lain, serta fase II dan III di India."

3 dari 4 halaman

Tidak Ada Efek Samping Serius

Pengembang menyatakan, sejauh ini tidak ada kejadian merugikan yang diidentifikasi sebagai bagian dari penelitian. Dalam jurnal the Lancet pada 4 September, hasil uji klinis fase 1 dan 2 juga dilaporkan tidak ada efek samping serius, serta respon imun yang efektif dari vaksinasi.

"Beberapa dari mereka yang divaksinasi mengalami efek samping ringan jangka pendek seperti nyeri di titik penyuntikkan dan gejala mirip flu termasuk demam, kelelahan, dan sakit kepala."

Sebelumnya, beberapa pengembang vaksin telah mengumumkan perkiraan harga dari vaksin COVID-19 yang mereka kembangkan. Pfizer dan BioNTech mengumumkan, vaksin mereka akan dihargai sekitar 15,5 dolar AS (220 ribu rupiah) per dosis.

Sementara Moderna, melaporkan bahwa vaksin COVID-19 yang dikembangkannya akan dihargai sekitar 25 dolar AS (sekitar 354 ribu rupiah) dan 37 dolar AS (sekitar 524 ribu rupiah) per dosis. Harga ini tergantung jumlah yang dipesan.

Untuk AstraZeneca, berdasarkan harga penjualan di Eropa, vaksin COVID-19 yang mereka kembangkan bersama Oxford akan dihargai sekitar 3 dolar (sekitar 43 ribu rupiah) per dosis.

4 dari 4 halaman

Infografis Sputnik V, Vaksin Covid-19 Pertama Dunia?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.