Sukses

Indonesia Darurat Stunting, Remaja Diharapkan Punya Pengetahuan Soal Gizi

Indonesia darurat stunting, remaja diharapkan punya pengetahuan soal gizi.

Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan, Indonesia sedang mengalami darurat stunting. Hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia tahun 2019, prevalensi stunting sebesar 27,67 persen.

Prevalensi stunting perlu mendapat perhatian khusus karena masih di atas ambang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). WHO menghendaki stunting kurang dari 20 persen. Angka stunting Indonesia ditargetkan menurun pada 2024, hingga berada di angka 14 persen.

"Kita butuh gerakan yang nyata yang dapat mengubah kondisi ini. Kondisi anak yang kena stunting tidak bisa diubah. Yang penting adalah bagaimana kita menyelamatkan generasi setelahnya," terang Hasto saat membuka acara Apresiasi Duta dan Jambore Ajang Kreatifitas GenRe Indonesia 2020 secara virtual, Senin (23/11/2020).

Oleh karena itu, remaja diharapkan mendapatkan pengetahuan tentang gizi dan kesehatan reproduksi. Ini sebagai bekal kehidupan berkeluarga mereka kelak.

BKKBN memiliki peran sangat penting dalam penurunan angka stunting. BKKBN juga menilai sudah seharusnya memasukan ilmu tentang penyiapan berkeluarga di masa remaja, yang mana pada usia tersebut rasa ingin tahu mereka sangat besar. 

"Jika tidak mempunyai pengetahuan yang cukup, dipastikan mereka tidak akan siap untuk merawat anaknya nanti," tutur Hasto.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Figur Motivator dari Kalangan Remaja

Program BKKBN saat ini berfokus melakukan pemodelan dengan pendekatan pencegahan. Salah satu wadah berupa pemberdayaan remaja melalui Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja, yang mana tercatat 24.000 tersebar di 34 provinsi.

Kelompok PIK Remaja menjadi wadah bagi remaja untuk berkumpul, berbagi cerita, berkreativitas dan saling tukar informasi. Dalam hal ini, BKKBN memerlukan figur motivator dari kalangan remaja.

Figur motivatorlah yang akan menjadi wakil atau Duta Generasi Berencana (GenRe) BKKBN.

"Dengan adanya Duta GenRe, sosialisasi dan promosi program di lingkungan remaja akan lebih efektif. Karena komunikasi yang terjalin dilakukan dengan pendekatan dari, oleh, dan untuk remaja," ungkap Hasto melalui keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com.

 

3 dari 4 halaman

Menyiapkan Remaja Berkarakter

Deputi Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Keluarga BKKBN M. Yani menambahkan, predikat Duta GenRe BKKBN yang disandang berlaku seumur hidup. "Setahun menjabat, seumur hidup mengabdi," ujar Yani.

Di tengah situasi pandemi COVID-19, Yani berharap, remaja GenRe tetap berkiprah dengan memanfaatkan segala saluran yang ada dalam menyampaikan pesan-pesan pembangunan.

Mereka ikut menyiapkan remaja Indonesia menjadi remaja berkarakter dan siap bersaing membawa bangsa menjadi yang terkuat.

"GenRe juga menjadi mitra unggulan yang strategis bagi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam penanggulangan pandemi COVID-19," imbuh Yani.

4 dari 4 halaman

Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.