Sukses

Ada Penolakan Pelacakan Kontak COVID-19, Ketua Satgas Duga karena Stigma Negatif

Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan COVID-19 menegaskan bahwa gerakan kesehatan penanggulangan COVID-19 adalah gerakan masyarakat non-partisan, non-diskriminatif, dan untuk kemanusiaan serta pro terhadap kehidupan

Liputan6.com, Jakarta Satgas Penanganan COVID-19 mengatakan bahwa pemeriksaan dan pelacakan kontak untuk menemukan kasus COVID-19 tidaklah mudah. Hal ini karena masih ditemukannya penolakan di masyarakat.

Ketua Satgas COVID-19 Doni Monardo menduga bahwa fenomena tersebut karena masih berkembangnya stigma negatif bagi pasien COVID-19, sehingga masyarakat takut divonis tertular.

"Padahal, masyarakat tak perlu takut karena mayoritas penderita COVID-19 sembuh," kata Doni dalam siaran pers yang diterima Health Liputan6.com pada Minggu (22/11/2020).

"Di Indonesia sekarang angka kesembuhan telah menembus 83,9 persen dari kasus aktif, jauh di atas kesembuhan dunia yang di level 69 persen," ujar Doni.

Dalam keterangannya, Satgas Penanganan COVID-19, bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Daerah telah menurunkan lebih dari lima ribu relawan pelacak kontak (tracer) untuk melakukan deteksi awal penularan di 10 provinsi prioritas.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tegaskan Non-Partisan

Namun, diakui bahwa upaya pelacakan ini ternyata tidak mudah karena masih ada sebagian masyarakat yang menolak diperiksa.

Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan COVID-19 Alexander K. Ginting juga mengakui hal ini.

"Para pelacak kontak ini kini tengah mengalami persinggungan dengan masyarakat untuk memutus rantai penularan."

Alexander pun menegaskan bahwa gerakan kesehatan penanggulangan COVID-19 adalah gerakan masyarakat non-partisan, non-diskriminatif, dan untuk kemanusiaan serta pro terhadap kehidupan.

"Ini yang perlu ditanamkan sehingga masyarakat tidak perlu resisten agar anggota di lapangan bekerja aman dan nyaman dan tidak dicurigai," kata Alexander.

Alex menambahkan selain kita berjuang untuk memutuskan rantai penularan dengan menerapkan protokol Kesehatan, namun, tim pendukung yaitu tim pelacak kontak dari dinas Kesehatan, Kementerian Kesehatan, dan Satgas Penanganan COVID-19 juga diperlukan.

"Jadi tim pelacak kontak adalah sahabat masyarakat yang menolong saya, keluarga, dan sahabat-sahabat semua dari rantai penularan COVID-19," pungkasnya.

3 dari 3 halaman

Infografis Tes Massal Deteksi Corona Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.