Sukses

Ricky Yacobi Meninggal Dunia dan Teknik Kompresi Dada pada Pasien Serangan Jantung

Ricky Yacobi diduga meninggal dunia karena serangan jantung saat bermain bola pada Sabtu, 21 November 2020.

Liputan6.com, Jakarta - Kabar yang beredar di grup WhatsApp Persatuan Seluruh Sepak Bola Indonesia (PSSI) menyebut bahwa Ricky Yacobi meninggal dunia akibat serangan jantung.

Serangan jantung terjadi saat striker legendaris Timnas Indonesia tersebut tengah bermain sepak bola di Lapangan A Senayan, Jakarta, pada Sabtu, 21 November 2020.

Ketika terkapar di lapangan usai mencetak gol dan hendak berselebrasi, Ricky Yacobi langsung dibopong dan dilarikan ke Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Mintoharjo.

Dan, dari foto yang beredar di grup WhatsApp PSSI terlihat sejumlah rekan memberikan pijatan jantung atau CPR (Cardiopulmonary Resuscitation) adalah kepada Ricky Yacobi.

Menanggapi pertolongan pertama yang didapat Ricky Yacobi berdasarkan foto yang beredar, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan dari Rumah Sakit Harapan Kita Nasional, Siska Suridanda menilai bahwa tindakan tersebut sudah tepat.

"Itu sudah benar. Asal, dilakukan oleh orang terlatih. Pijat jantung memang merupakan pertolongan pertama pada pasien henti jantung karena serangan jantung," kata Siska saat dihubungi Health Liputan6.com melalui sambungan telepon pada Sabtu, 21 November 2020.

 

Simak Video Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ricky Yacobi Meninggal dan Pertolongan Pertama Pasien Serangan Jantung

Siska, melanjutkan, biasanya pelatih olahraga, guru di sekolah, dan satpam di tempat keramaian sudah dibekali dengan kemampuan dalam memberikan pertolongan pertama untuk kasus-kasus seperti itu. 

Setelah memberikan pertolongan pertama berupa pijatan jantung, jaga pasien sampai tim medis datang. Namun, jika tim medis tak kunjung datang, segera bawa pasien henti jantung tersebut ke rumah sakit. 

"Sebaiknya menunggu. Akan tetapi tergantung juga dari respons pasien. Kalau tidak kunjung sadar dan ambulans tidak juga datang, bisa diupayakan secepat mungkin," ujarnya.

"Itu mengapa di tempat olahraga (seperti lapangan sepak bola) selalu ada tim medis dan mobil ambulans berjaga-jaga. Agar saat serangan jantung terjadi bisa cepat ditolong," katanya.

 

3 dari 3 halaman

Pencetus Serangan Jantung

Menurut Siska, salah satu pencetus serangan jantung ketika bermain sepak bola karena adrenalin yang tinggi,"Sepak bola itu kan olahraga kompetitif. Baik yang bermain, pelatih, bahkan penonton adrenalinnya tinggi karena ada aspek kemenangan di situ.".

Bercermin dari kasus meninggalnya Ricky Yacobi, Siska kembali mengingatkan bagi orang-orang berusia di atas 40 sebaiknya melakukan pemeriksaan lengkap terlebih dahulu sebelum melakukan olahraga seperti sepak bola, tenis, dan basket. 

Tidak hanya yang berumur 40 tahun ke atas, mereka yang berusia di bawah itu tapi sudah memiliki hipertensi, diabetes, atau kebiasaan merokok, juga disarankan untuk melakukan hal yang sama.

"Sepak bola lapangan (contohnya) bukan hanya fisiknya yang capek, mental capek, jantung juga capek. Jadi, jangan lupa untuk check up terlebih dahulu," katanya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.