Sukses

Guru Besar UI: COVID-19 Sebagai Wabah Luar Biasa, Perlu Penanganan yang Tak Biasa

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Prof dr Tjandra Yoga Aditama Sp P(K), MARS, DTM&H, DTCE mengatakan bahwa COVID-19 adalah wabah yang luar biasa maka penanganan dari berbagai pihak pun harus luar biasa.

Liputan6.com, Jakarta Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Prof dr Tjandra Yoga Aditama Sp P(K), MARS, DTM&H, DTCE mengatakan bahwa COVID-19 adalah wabah yang luar biasa maka penanganan dari berbagai pihak pun harus luar biasa.

“Selama saya hidup memang tidak pernah ada pandemi sebesar ini jadi memang ini keadaannya luar biasa. Kalau keadaannya luar biasa maka penanganannya pun harus luar biasa, baik oleh pemerintah maupun orang per orang,” ujar Tjandra kepada Liputan6.com, Jumat (20/11/2020).

Jadi, tambahnya, jika seseorang merasa lelah dengan keadaan karena harus mengikuti berbagai protokol setiap harinya maka hal itu memang sudah seharusnya. Dengan kata lain, perlu perjuangan yang luar biasa pula untuk menghadapi wabah COVID-19 yang luar biasa ini.

“Kalau dibilang wajar orang bosan dengan protokol kesehatan, ingat kita sedang menghadapi sesuatu yang luar biasa yang belum pernah terjadi sejak sekian puluh tahun lalu.”

Pandemi COVID-19 disebut wabah luar biasa karena memang belum pernah ada wabah di dunia yang menyebabkan olimpiade diberhentikan, jemaah haji hanya untuk orang Mekah saja, pertandingan bola dengan stadion kosong, dan hal lainnya.

“Ini adalah sesuatu di luar hal yang biasa maka dari itu kita juga harus bersikap di luar dari yang biasa-biasa. Kalau kita diminta untuk membatasi kegiatan ya kita harus terima itu.”

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sebelum Adanya Vaksin

Ia menyarankan, sebelum ada vaksin dan obat yang memadai maka protokol kesehatan menjadi hal yang harus dilakukan.

“Ketika vaksin yang aman belum ada, maka kita harus berpegang pada protokol kesehatan itu.”

Protokol kesehatan sebetulnya bukan hanya 3M, melainkan banyak hal lainnya, katanya.

“3T juga termasuk cara mencegah, kalau tes massal dilakukan maka orang yang sakit akan ditemukan kemudian orang sakit itu bisa diisolasi sehingga tidak menyebar ke orang lain.”

Kalau 3T (Testing, Treatment, dan Tracing) digalakkan maka itu bukan hanya dapat menanggulangi pandemi tapi juga merupakan upaya yang sangat bagus untuk pencegahan.

“Ada satu lagi yang juga perlu, yaitu etiket, seperti cara batuk, tidak bersalaman, itu juga kan bagian dari upaya pencegahan. Hal-hal tersebut adalah upaya yang bisa dilakukan sambil kita menunggu vaksin,” tutupnya.

3 dari 3 halaman

Infografis Perilaku 3K Bantu Kesembuhan Pasien COVID-19 Lebih Cepat

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.