Sukses

Cegah Stunting, Dinkes Kota Bandung Fokus pada Kesehatan Remaja Putri

Rita mengatakan permasalahan stunting ini yang tidak bisa selesai dengan satu cara, melainkan harus diselesaikan dari segala tingkatan. Terutama ujar Rita, dengan meningkatkan kualitas remaja putri yang kelak akan melahirkan generasi selanjutnya.

Liputan6.com, Bandung Dinas Kesehatan Kota Bandung mengatakan kunci dalam mencegah stunting yaitu dari kualitas kesehatan remaja. Hal ini dikatakan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Rita Verita.

Rita mengatakan permasalahan stunting ini yang tidak bisa selesai dengan satu cara, melainkan harus diselesaikan dari segala tingkatan. Terutama ujar Rita, dengan meningkatkan kualitas remaja putri yang kelak akan melahirkan generasi selanjutnya.

“Angka stunting di Kota Bandung masih tinggi. Hasil data Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2017, angka stunting di Kota Bandung sebesar 25,8 persen lalu turun ke angka 21,74 persen berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar. Namun, angka ini kembali naik menjadi 28,12 persen di tahun 2019 berdasarkan Survei Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI),” ucap Rita dalam keterangan resminya ditulis Bandung, Kamis, 19 November 2020.

Rita menjelaskan stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita karena kekurangan gizi kronis pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Hal ini salah satunya disebabkan oleh kualitas kesehatan anak-anak dan remaja yang kurang mendapatkan asupan gizi seimbang juga remaja putri yang mengalami anemia karena kekurangan zat besi.

Pemicunya, tutur Rita, banyak makanan kekinian tinggi gula dan lemak tapi rendah serat dan ini disukai anak-anak dan remaja. Padahal ungkap Rita, makanan tersebut dapat menyebabkan obesitas dan meningkatkan risiko Penyakit Tidak Menular. 

“Pencegahan masalah gizi pada anak usia remaja bisa dilakukan dengan menjaga pola hidup sehat dan makan makanan bergizi seimbang. Hal ini dapat dicapai dengan melakukan intervensi gizi spesifik dan sensitif oleh seluruh pihak terkait agar para remaja yang kelak akan menjadi orang tua dapat menghasilkan generasi yang unggul dan sehat,” sebut Rita.

 

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Program Rembulan

Untuk menangani hal tersebut, otoritasnya menjalan program REMBULAN (Remaja Bandung Unggul Tanpa Anemia) yang mengajak remaja putri mengonsumsi tablet tambah darah secara rutin. Dalam program ini, kader REMBULAN dibentuk dengan dibekali ilmu tentang pentingnya tablet tambah darah. 

Tujuannya agar remaja putri semakin paham pentingnya mencukupi asupan zat besi dalam tablet tambah darah serta bisa mengajak teman-teman sebayanya untuk mengonsumsi tablet tambah darah. Rita juga mengajak agar para remaja dapat menerapkan empat pilar gizi seimbang. 

“Yakni mengonsumsi aneka ragam pangan, membiasakan berperilaku hidup bersih dan sehat, melakukan aktivitas fisik, serta memantau berat badan secara teratur,” tukas Rita.

Hal serupa disebutkan oleh Ketua Indonesia Sport Nutrisionist Association (ISNA) Rita Ramayulis. Rita Ramayulis menekankan bahwa para remaja tidak perlu khawatir dengan bentuk tubuhnya dan sebaiknya berfokus untuk memaksimalkan tinggi badan dengan asupan gizi seimbang.

Rita Ramayulis memaklumi bahwa banyak anak remaja, mempunyai kekhawatiran akan bentuk tubuhnya. Remaja putri khawatir tubuhnya gemuk sehingga banyak yang melakukan diet ekstrim, sedangkan remaja laki-laki kebanyakan ingin terlihat berotot jadi mereka berlatih mengangkat beban. 

“Padahal tidak perlu, maksimalkan dulu asupan gizinya supaya bisa mencapai tinggi maksimal," jelas Rita Ramayulis.

Rita berharap agar para remaja lebih memperhatikan asupan gizi mereka agar kelak dapat melahirkan generasi yang bebas stunting. 

Selain melalui intervensi gizi, pencegahan stunting juga dapat dilakukan dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) melalui Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Hal ini disampaikan Kepala Seksie Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan Kota Bandung, Ni Luh Widya.

"STBM bisa dicapai dengan menerapkan lima pilar perubahan perilaku higienis, yaitu tidak buang air besar sembarangan (saluran pembuangan akhir jamban tidak ke sungai atau selokan), mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, mengolah air minum dan makanan yang aman mengolah sampah dengan benar, dan mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman," jelas Widya

3 dari 3 halaman

Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.