Sukses

Beda Pola Makan Sehat dan Clean Eating, Cek Faktanya

Clean Eating tidak diragukan lagi merupakan salah satu cara tetapi bukan satu-satunya cara untuk mencapai kesehatan yang lebih baik. Berikut 3 fakta dan mitos mengenai Clean Eating.

Liputan6.com, Jakarta Clean Eating  adalah konsep pola makan seseorang yang menghindari bahan pengawet dan bahan tambahan tertentu. 

Sama seperti tingkat vegetarianisme yang berbeda-beda, seperti veganisme, lacto-vegetarianism, dan lacto-ovo-vegetarianism, orang yang makan pola makan bersih mungkin memiliki gagasan berbeda tentang makanan apa yang harus dikandung oleh pola makan ini.

Misalnya, beberapa orang yang menerapkan clean eating ini mungkin menolak untuk mengonsumsi makanan yang telah terkontaminasi hormon, antibiotik, dan pestisida serta memilih untuk tidak mengonsumsi makanan kemasan.

Namun, menurut sebuah artikel di British Medical Journal, banyak klaim tentang clean eating ini adalah interpretasi fakta yang tidak benar. Dikutip dari MedicalNewsToday, berikut 3 mitos dan fakta mengenai Clean Eating. 

 

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Mitos 1: Makan Bersih Selalu Baik untuk Anda

Fakta: Hanya karena seseorang makan bersih tidak berarti terbaik untuk kesehatannya.

Beberapa orang memiliki obsesi untuk menemukan makanan terbersih atau apa yang mereka masukkan ke dalam tubuh mereka sampai-sampai "menghukum diri sendiri" secara mental atau fisik jika mereka makan sesuatu yang menurut mereka tidak bersih.

Beberapa ahli medis menyebut fiksasi ini orthorexia nervosa (obsesi makan yang dianggap sehat). Menurut sebuah artikel di jurnal Social Science & Medicine, banyak orang yang menerapkan pola clean eating namun mengalami ortoreksia.

Beberapa orang dengan ortoreksia mungkin mulai mengisolasi diri dari orang lain karena mereka terlalu fokus pada diet mereka dan takut dikritik dari mereka yang tidak mengikutinya.

Rasa bersalah yang dirasakan seseorang dan waktu yang mereka lakukan untuk melakukan clean eating dapat membahayakan mereka. Jika seseorang mengadopsi sikap makan yang tidak sehat, mereka harus menemui dokternya. Sebagian besar perawatan berfokus pada pendekatan perilaku kognitif di mana seseorang belajar mengenali pikiran obsesif mereka.

3 dari 5 halaman

Mitos 2: Beberapa Makanan Itu Kotor

Fakta: Hanya karena makanan mengandung zat aditif, bukan berarti tidak sehat.

Beberapa orang dengan pola makan bersih mungkin menolak untuk makanan yang mengandung aditif karena mereka yakin makanan tersebut tidak alami dan paling murni. Namun, ada beberapa bahan tambahan makanan yang bermanfaat.

Contohnya termasuk vitamin D yang dapat ditambahkan ke susu untuk meningkatkan tulang atau zat besi ke jus jeruk. Meskipun makanan ini mungkin tidak murni dalam arti literal, mereka dapat membantu seseorang mencapai kebutuhan nutrisi hariannya.

Namun, beberapa aditif tidak bermanfaat contohnya adalah lemak trans yang ditambahkan ke makanan untuk memperpanjang umur simpannya. Lemak trans dianggap meningkatkan kadar kolesterol seseorang secara signifikan, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan jantung.

Ini adalah contoh di mana membuat pilihan yang lebih bersih dan menghindari lemak trans bisa bermanfaat.

4 dari 5 halaman

Mitos 3: Makan Bersih Adalah Makan Yang Sehat

Fakta: Seseorang bisa mengonsumsi makanan sehat tanpa harus menyebutnya makanan bersih

Pola makan clean eating tidak sama dengan pola makan sehat. Banyak anjuran diet sehat tidak membatasi makanan yang disiapkan atau dikemas.

Menurut Universitas Harvard, porsi makan yang sehat mengandung yang berikut ini:

 

  • Beragam buah-buahan dan sayuran berwarna-warni yang tidak digoreng, seperti kentang goreng.
  • Minyak sehat, seperti minyak zaitun dan minyak bunga matahari, tetapi bukan minyak lemak jenuh dan minyak terhidrogenasi, yang mengandung lemak trans.
  • Roti gandum utuh, pasta, dan nasi merah, tetapi bukan biji-bijian olahan, seperti nasi putih atau roti.
  • Sumber protein, seperti ikan, unggas, kacang-kacangan, dan kacang-kacangan, tetapi bukan daging olahan, seperti bacon dan sosis.
  • Minum air, teh, dan kopi dengan sedikit atau tanpa tambahan gula. Membatasi porsi susu atau jus harian dan menghindari minuman yang ditambah gula sepenuhnya.

 

Singkatnya, pola makan yang sehat tidak harus seketat yang bisa dilakukan oleh makanan yang bersih. Ini tidak berarti seseorang yang makan makanan yang bersih melakukan sesuatu yang buruk untuk kesehatannya. Namun, yang penting adalah orang tersebut memiliki sikap yang sehat terhadap makanan.

Sangat penting bahwa orang tidak merasa bersalah jika mereka sesekali makan yang mungkin tidak termasuk dalam kategori bersih.

  

 

 

(Vania Accalia)

5 dari 5 halaman

Infografis Cara Aman Pesan Makanan via Online dari Covid-19.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.