Sukses

Temukan Senyawa yang Berpotensi Jadi Obat COVID-19, Gadis di AS Menang Kompetisi Sains

Gadis India-Amerika di Texas ini memenangkan kompetisi sains nasional usai menemukan senyawa yang berpotensi membuat virus corona penyebab COVID-19 tidak aktif

Liputan6.com, New York - Seorang gadis 14 tahun dari Texas, Amerika Serikat bernama Anika Chebrolu memenangkan kompetisi sains di negara itu usai berhasil mengidentifikasi sebuah molekul yang dapat mengikut virus corona penyebab COVID-19 dan punya potensi untuk menonaktifkannya.

Anika, dari Frisco, dilaporkan memakai pemodelan komputer untuk mencari senyawa yang mengikat erat spike protein SARS-CoV-2 penyebab COVID-19, struktur yang menonjol dari permukaan virus dan terhubung ke sel manusia sehingga memicu infeksi.

Secara teori, senyawa semacam ini harus mencegah virus menginfeksi sel baru. Ketika para peneliti merancang obat antivirus, mereka biasanya melakukan studi komputasi, hal ini juga yang dilakukan oleh Chebrolu.

Dikutip dari Live Science pada Jumat (30/10/2020), Anika menceritakan kepada KTVT bahwa beberapa bulan lalu, ia mendaftar kontes dengan niat awal mempelajari influenza. Ia mengungkapkan bahwa awalnya dia tertarik untuk menemukan obat yang efektif untuk influenza karena serangan penyakit parah tahun lalu.

"Karena pandemi COVID-19 yang sangat parah dan dampaknya yang drastis terhadap dunia dalam waktu begitu singkat, saya dengan bantuan mentor, mengubah arah untuk menargetkan virus SARS-CoV-2," ujar gadis keturunan India-Amerika ini kepada CNN.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

698 juta senyawa

Karena pekerjaannya, Chebrolu menjadi pemenang pertama dalam 2020 3M Young Scientist Challenge, kompetisi sains di AS yang ditujukan untuk sekolah menengah.

Cindy Moss, juri kompetisi tersebut mengatakan bahwa apa yang dilakukan Anika sangatlah komprehensif.

"Dia juga mengembangkan pemahaman tentang proses inovasi dan merupakan komunikasi yang ahli. Kesediaannya untuk menggunakan waktu dan bakatnya untuk membantu membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik memberi kita semua harapan," kata Moss.

Anika sendiri memulai pekerjaannya dengan database lebih dari 698 juta senyawa. Melalui berbagai proses dengan skrining berulang di komputer untuk menilai kemampuan mengikat, struktur molekul, karakteristik mirip obat, hingga bagaimana senyawa tersebut dapat terurai dalam tubuh dan apakah bisa beracun.

Setiap skrining dipersempit hingga tersisa satu senyawa yang dapat mengikat virus corona dan mencegahnya menginfeksi sel.

 

3 dari 4 halaman

Berharap Kerja Sama dengan Para Ilmuwan

Dikutip dari CBS News, Anika mengatakan bahwa dia hanya ingin membantu dunia dan memberikan inspirasi bagi anak-anak bahwa mereka bisa melakukan apa pun yang ingin mereka capai.

Selanjutnya, ia mengatakan bahwa ia ingin bekerja sama bersama para ilmuwan untuk mengembangkan kandidat obatnya menjadi obat yang mampu menangani infeksi virus corona.

"Bagaimana saya mengembangkan molekul ini lebih jauh dengan bantuan ahli virologi dan spesialis pengembangan obat akan menentukan keberhasilan upaya ini," ujarnya.

Gadis yang juga hobi membuat sketsa dan belajar Bharatanatyam (gaya tarian klasik India) ini juga berharap agar dalam 15 tahun, ia sudah mampu menjadi peneliti medis dan profesor.

Adapun dalam kompetisi yang ia menangkan, Anika mendapatkan hadiah sebesar 25 ribu dolar AS atau setara dengan sekitar 370 juta rupiah.

4 dari 4 halaman

Infografis Mutasi Virus Corona D614G 10 Kali Lebih Menular

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.