Sukses

Ajarkan Anak Cuci Tangan yang Benar Sejak Dini Agar Terbiasa Hingga Dewasa

Ini pentingnya mengajarkan anak cuci tangan yang benar sejak usia dini.

Liputan6.com, Jakarta Memperingati Hari Cuci Tangan Sedunia 2020 Head of Skin Cleansing and Baby Unilever Indonesia Maulani Affandi memaparkan bahwa pada 2018 hanya 2 dari 3 orang Indonesia yang rutin mencuci tangan. Itu pun tanpa menggunakan sabun.

“Itu sebelum pandemi, di masa pandemi COVID-19 mengajarkan anak pentingnya cuci tangan dengan baik dan benar memakai sabun menjadi lebih penting lagi. Karena ini menjadi langkah awal untuk menghentikan penyebaran COVID-19 dan menyelamatkan banyak nyawa,” katanya dalam webinar Lifebuoy, Kamis (15/10/2020).

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Komisariat Jakarta Selatan dr.H.Efmansyah Iken Lubis, MM mengatakan bahwa mengajarkan cuci tangan dengan baik kepada anak sangat penting.

“Apa yang mereka rekam di usia dini akan dilakukan hingga dewasa nanti. Jadi kalau kita tidak biasakan anak kita mencuci tangan dengan benar menggunakan air dan sabun maka bisa dipastikan pada saat usia dewasa nanti mereka tidak akan terbiasa.”

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mengubah Paradigma Lama

Efmansyah menambahkan, dalam menanamkan kebiasaan cuci tangan dengan sabun maka harus ada upaya untuk mengubah paradigma lama.

“Paradigma lama itu seperti kita biasanya mengajarkan anak cuci tangan sebelum dan sesudah makan saja tapi tidak mengajarkan cuci tangan sebanyak-banyaknya. Artinya, yang terpola adalah mereka harus cuci tangan sebelum dan sesudah makan saja, padahal saat bermain yang paling kotor adalah tangan.

Jika dibandingkan dengan kaki, anak-anak ketika bermain umumnya mengenakan sandal atau sepatu namun tidak pernah mengenakan sarung tangan, katanya. Maka dari itu tangan menjadi bagian terkotor.

“Permasalahan yang timbul adalah tangan kotor ini langsung memegang mata, hidung, atau bahkan memasukan jari ke mulut nah ini pintu masuk yang paling disenangi COVID-19.”

Tak hanya setelah bermain, bahkan setelah belajar pun harus mencuci tangan. Mengingat, anak-anak melakukan pembelajaran melalui gawai seperti laptop atau ponsel pintar.

“Tidak ada satu gawai pun yang steril dari kuman, virus, bakteri, tau bahkan jamur. Setiap melakukan kegiatan ajarkan anak-anak untuk mencuci tangan. Ini yang perlu kita tanamkan kepada anak kita sejak sekarang sehingga saat mereka menginjak usia dewasa sudah terbawa secara otomatis,” tutupnya.

3 dari 3 halaman

Infografis Cuci Tangan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.