Sukses

Wajib Tahu, Ini 'Spot' Nyeri Gangguan Jantung!

Cirinya rasa penuh, tertekan di dada, berat, terbakar hingga seperti diremas.

Liputan6.com, Jakarta Serangan jantung tak lagi menjadi penyakit yang diderita oleh mereka yang lanjut usia. Serangan jantung yang masuk golongan silent killier ini pun mulai mengintai generasi muda dengan usia produktif.

Nah yang harus diketahui dari serangan jantung atau jantung koroner ini adalah penderita yang kerap mengeluhkan nyeri atau rasa tidak nyaman di beberapa bagian tubuhnya. Gejala paling umum penyakit jantung koroner adalah angina atau angina pectoris atau dikenal dengan nyeri dada.

Cirinya rasa penuh, tertekan di dada, berat, terbakar hingga seperti diremas. Angina umumnya dirasakan di dada sebelah kiri, nyeri menjalar ke bahu, lengan, tenggorokan, rahang, atau punggung. Sayangnya banyak orang seringkali salah menduga bahwa gejala ini adalah nyeri lambung.

Penyebab Angina

Dikutip laman Kemenkes, angina terjadi ketika aliran darah ke jantung berkurang sehingga mempengaruhi pengiriman oksigen ke jantung yang penting untuk memberi nutrisi ke sel otot jantung.

Nah ketika jantung tak mendapat pasokan oksigen, maka akan menggunakan asam laktat sebagai sumber energi bagi otot jantung, untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

Namun yang harus diketahui bahwa asam laktat terbukti tidak efisien karena dapat menumpuk di otot jantung dan hal inilah yang menyebabkan rasa nyeri dan sakit di dada.

Pertanyaan selanjutnya, apakah angina bisa terjadi tanpa penyakit koroner? Bisa! Diketahui 30 persen orang mengalami angina yang menyebabkan masalah katup jantung atau disebut stenosis aorta. Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke arteri koroner dari jantung.

Oleh karena itu waspadalah bagi orang yang mengalami anemia berat. Itu karena orang dengan anemia berat berpotensi mengalami penurunan angina karena pasokan darah yang tak cukup membawa oksigen. Nah untuk menghindari kondisi di atas atau pernah mengalami gejala tersebut, ada baiknya mulai memeriksakan diri ke dokter.

Cobalah untuk berkonsultasi ke dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Kardiologi Intervensi, guna melakukan diagnosis atau deteksi dini.

Untuk hasil terbaik, pilihlah rumah sakit yang memiliki fasilitas lengkap, mulai dari teknologi dan peralatan modern, dan dokter yang ahli dalam penyakit jantung agar kamu sebagai pasien merasa aman dan nyaman selama melakukan perawatan.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini