Sukses

Studi: Melakukan Kebaikan Berguna untuk Tingkatkan Kesehatan dan Kesejahteraan

Sebuah studi mengungkapkan bahwa berbuat baik seperti menolong orang lain membantu diri dalam meningkatkan kesehatan fisik dan mental

Liputan6.com, Jakarta Melakukan tindakan-tindakan kebaikan dan membantu orang lain mampu membuat seseorang lebih sehat dan sejahtera. Hal itu diungkap dalam sebuah studi yang dirilis oleh American Psychological Association.

Bryant P.H. Hui, penulis utama dari studi ini dari University of Hong Kong mengatakan bahwa perilaku prososial seperti altruisme, kerja sama, percaya, dan kasih sayang, merupakan bahan yang penting dalam masyarakat yang harmonis dan berfungsi dengan baik.

"Ini adalah bagian dari budaya kebersamaan umat manusia dan analisa kami menunjukkan bahwa itu juga berkontribusi pada kesehatan mental dan fisik," kata Hui seperti dilansir dari Science Daily pada Minggu (13/9/2020).

Hui dan rekan-rekannya melakukan meta-analisis dari 201 studi independen yang terdiri dari 198.213 peserta, yang mengamati hubungan antara perilaku prososial dan kesejahteraan. Secara umum, mereka menemukan bahwa ada hubungan sederhana antara keduanya.

Hui mengatakan, meski efeknya tak besar, namun hal itu tetap bermakna mengingat banyak orang yang melakukan kebaikan setiap harinya.

Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kebaikan Informal Datangkan Kesejahteraan Lebih Besar

Hui mencontohkan, pada lebih dari seperempat peserta dari Amerika, "ukuran efek yang sederhana masih dapat memiliki dampak yang signifikan pada tingkat masyarakat ketika banyak orang berpartisipasi dalam perilaku tersebut."

Dalam penelitiannya, tim peneliti menemukan bahwa tindakan kebaikan acak seperti membantu tetangga yang lebih tua membawa belanjaan, lebih terkait erat dengan perasaan sejahtera secara menyeluruh daripada tindakan yang formal seperti kegiatan amal yang terjadwal.

Menurut Hui, hal ini kemungkinan karena bantuan informal yang lebih santai ddan spontan memungkinkan orang untuk lebih mudah mengarah pada pembentukan hubungan sosial. Selain itu, kebaikan informal juga lebih bervariasi dan cenderung tidak membosankan atau monoton.

Para peneliti juga menemukan adanya hubungan yang lebih kuat antara tindakan kebaikan dengan apa yang disebut kesejahteraan eudaimonik (yang berfokus pada aktualisasi diri, menyadari potensi seseorang, dan menemukan makna dalam hidup), ketimbang kebaikan dan kesejahteraan hedonis (yang mengacu pada kebahagiaan dan perasaan positif).

Selain itu, pada usia yang lebih muda, mereka yang memberikan hal baik lebih melaporkan tingkat kesejahteraan keseluruhan serta fungsi psikologis yang lebih tinggi. Sementara bagi mereka yang berusia tua, tindakan baik memberikan tingkat kesehatan fisik yang lebih tinggi.

Hasil lengkap dari penelitian ini dimuat di jurnal Psychological Bulletin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.