Sukses

Peneliti Kosta Rika Kembangkan Uji Coba Obat COVID-19 dari Antibodi Kuda

Para peneliti di Kosta Rika, Amerika Tengah akan memulai uji coba obat COVID-19 yang diambil dari kuda yang telah disuntik dengan SARS-Cov-2.

Liputan6.com, Jakarta Peneliti di Kosta Rika, Amerika Tengah akan memulai uji coba obat COVID-19 murah berdasarkan antibodi kuda yang telah disuntik dengan SARS-Cov-2.

Penelitian ini dikembangkan Clodomiro Picado Institute (ICP) Universitas Costa Rica. Uji coba akan dilakukan pada 26 pasien mulai pertengahan September, kata Roman Macaya, Presiden Dana Jaminan Sosial yang mengelola Pusat Kesehatan Masyarakat, melansir New York Post.

Pemerintah Kosta Rika berharap dapat mulai menerapkan pengobatan secara lebih luas di rumah sakit jika hasil dari studi fase 2 menggembirakan. Ada 471 pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit Kosta Rika.

“Kami bangga mengetahui bahwa produk ini akan menyelamatkan nyawa sampai vaksin mencapai populasi. Kami melakukannya dengan sumber daya kami, tanpa harus antre atau bersaing dengan negara lain” kata Alberto Alape, koordinator proyek di ICP dikutip pada Selasa (8/9/2020).

Upaya serupa juga dilakukan di Argentina dan Brasil, sementara ilmuwan di Belgia menggunakan llama (Lama glama yakni binatang berkaki empat asli Amerika Selatan) sebagai hewan yang diteliti.

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dasar Metode Penelitian

Peneliti Kosta Rika mengatakan, metode mereka untuk pengobatan COVID-19 didasarkan pada pengalaman menggunakan antibodi kuda untuk mengembangkan anti-bisa ular.

Mereka mengimpor protein virus dari China dan Inggris dan menyuntikkannya ke enam dari 110 kuda yang digunakan IPC untuk pengujian.

Beberapa minggu sesudahnya etika hewan tersebut mengembangkan cukup antibodi, peneliti mengekstraksi darah dan menggunakan antibodi dari plasma sebagai bahan mentah untuk serum yang dapat disuntikkan.

Jika berhasil, para peneliti mengatakan mereka ingin berbagi perawatan murah dengan negara Amerika Tengah lainnya, yang sebagian besar lebih miskin daripada Kosta Rika.

“Selain prinsip solidaritas dan fakta bahwa ini telah dilakukan dengan anti racun untuk gigitan ular, kami tahu bahwa dalam pandemi, kesejahteraan seseorang terkait dengan kesejahteraan tetangga,” kata Alape.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.