Sukses

Donor Darah Bersama GDDPI, Upaya Atasi Kekurangan Stok di Masa Pandemi

Ketersediaan stok darah yang menipis sementara kebutuhan darah meningkat selama pandemi COVID-19 mendorong istri Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Yanti Airlangga mengajak delapan komunitas perempuan membentuk Gerakan Donor Darah Perempuan Indonesia (GDDPI).

Liputan6.com, Jakarta Ketersediaan stok darah yang menipis sementara kebutuhan darah meningkat selama pandemi COVID-19 mendorong istri Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Yanti Airlangga mengajak delapan komunitas perempuan membentuk Gerakan Donor Darah Perempuan Indonesia (GDDPI).

Bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia, GDDPI meringankan beban para pasien yang membutuhkan pasokan darah dengan menggelar acara donor darah, Sabtu, 5 September 2020. 

Bertempat di Golf Gallery Ballroom Pondok Indah Golf Course, acara donor darah bersama itu dimulai sekitar pukul 08.00 WIB ditandai dengan Deklarasi Gerakan Donor Darah Perempuan Indonesia.

Acara berlangsung hingga pukul 17.00 WIB dan dihadiri pula oleh Ketua Umum Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla dan Ketua Bidang Donor Darah Pengurus Pusat PPMI dr Linda Lukitari Waseso. Lebih dari 500 pendonor dari komunitas Perempuan Jenggala, Dharma Wanita Persatuan, PP LIPI, Pertiwi Indonesia, PUN, YBI, PSKD dan Geronimo, serta masyarakat umum turut ambil bagian dalam acara tersebut. 

"Yang mendaftar ada 527, kantong darah yang terkumpul 465," ujar Humas GDDPI, Yanti. 

Ketua GDDPI Vicky W. Kartiwa mengatakan, pelaksanaan acara donor darah bersama tersebut dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan dan disesuaikan dengan keamanan di masa pandemi COVID-19. Dengan demikian, sebut Vicky, pendonor yang terdiri dari para komunitas perempuan dan masyarakat umum menjadi tidak khawatir untuk mendonorkan darah. 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Menerapkan Protokol Kesehatan

Salah satu langkah panitia memastikan bahwa acara dan individu yang terlibat aman dari virus SARS-CoV-2 yakni dengan menyediakan tes cepat (rapid test). 

"Tempat acara di lantai tiga. Di lantai dua, kami sudah langsung lakukan rapid test. Yang tidak lolos rapid test atau tidak membawa surat keterangan rapid test enggak boleh naik ke atas," jelas Yanti. 

Tes cepat itu tidak hanya berlaku bagi pendonor, melainkan juga awak media yang akan meliput. Ketersediaan tes cepat ini juga untuk memfasilitasi individu yang ingin mendonorkan darahnya on the spot. 

Selain tes cepat, panitia juga menyediakan tempat cuci tangan, pengukuran suhu tubuh dengan thermo gun, masker medis, serta memastikan pendonor mengenakan masker dengan baik dan benar. Tak hanya itu, setiap peralatan yang digunakan oleh calon pendonor secara bergantian akan disemprot desinfektan. 

Panitia juga memberlakukan jarak fisik (physical distancing) di ruang donor untuk registrasi, cek HB, dan cek dokter, serta memperhatikan jarak bed pengambilan darah sesuai standar PMI. Demikian pula dengan ruang tunggu calon pendonor yang lolos screening sesuai protokol kesehatan. Calon wajib mengganti masker dengan masker medis. 

3 dari 4 halaman

Rencana Gelar Acara Serupa

Langkah awal Gerakan Donor Darah Perempuan Indonesia ini diharapkan bisa menjadi kegiatan yang berkesinambungan tetap bisa berkontribusi membantu PMI meski pandemi COVID-19 telah berakhir. Namun demikian, Yanti mengatakan belum ada rencana kegiatan serupa dalam waktu dekat. 

"Mungkin ya tiga bulanan lah, karena semuanya perlu persiapan," ujar Yanti. Selain itu, kegiatan donor darah berikutnya pun menyesuaikan dengan siklus pendonor darah. 

Yanti mengatakan, saat ini kegiatan donor darah GDDPI masih di area Jakarta. Jika nantinya ada acara serupa berikutnya, terbuka kemungkinan untuk menyelenggarakannya di kota-kota lain. 

4 dari 4 halaman

Penurunan Kegiatan Donor Darah

Ketua Bidang Donor Darah Pengurus Pusat Palang Merah Indonesia dr Linda Lukitari Waseso mengatakan, kegiatan donor darah di hampir sebagian besar Unit Donor Darah PMI mengalami penurunan rata-rata 30-50 persen sejak ditemukannya kasus COVID-19 di Indonesia dan pemberlakuan kebijakan work from home serta pembatasan sosial pada Maret 2020.

Menurut Linda, banyak instansi atau pun masyarakat yang sedianya sudah dijadwalkan melakukan donor darah, membatalkan kegiatannya. Muncul kekhawatiran tertular COVID-19 karena berkumpulnya massa. Padahal kegiatan transfusi darah di rumah sakit tetap berlangsung dan dibutuhkan. Apalagi saat ini merebak penyakit demam berdarah sehingga banyak dibutuhkan darah. Demikian pula pasien yang memerlukan transfusi darah secara rutin seperti pasien Thalasemia dan lainnya.

PMI sendiri sudah melakukan berbagai antisipasi menanggapi kekhawatiran pendonor. Saat ini, PMI menerbitkan protokol pencegahan penyebaran COVID 19 terkait pelaksanaan donor darah. Dalam protokol diinstruksikan apa yang seharusnya dilakukan, termasuk menjaga jarak sosial dengan mengatur tempat duduk pendonor, serta selalu melakukan desinfektan baik untuk kursi donor (donor chair) maupun alat-alat sesuai standar yang ditetapkan oleh Pemerintah.

Selain itu, para pendonor diwajibkan mengisi kuesioner (yang dikutip dari pedoman dari Kementerian Kesehatan) terkait kemungkinan calon donor masuk kategori ODP atau PDP COVID-19. 

PMI menyambut baik hasil donor darah bersama GDDPI yang berhasil mengumpulkan 465 kantong darah Sabtu kemarin. Stok darah tersebut tentunya akan sangat bermanfaat bagi individu yang memerlukan. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.