Sukses

WHO: Membuka Kegiatan Tanpa Mengontrol COVID-19 adalah Resep dari Bencana

WHO kembali meminta agar pembukaan kegiatan ekonomi dan masyarakat di negara-negara di dunia dilakukan dengan terlebih dulu mengontrol penyebaran COVID-19

Liputan6.com, Jakarta World Health Organization (WHO) kembali mengingatkan negara-negara di dunia untuk berhati-hati dalam membuka kembali kegiatan masyarakat di tengah masih berlangsungnya pandemi COVID-19.

"Delapan bulan setelah pandemi, kami memahami bahwa orang lelah dan ingin melanjutkan hidup mereka," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers di Senin pekan ini.

"Kami memahami bahwa negara-negara ingin masyarakat dan ekonominya berjalan kembali," kata Tedros, ditulis Kamis (3/9/2020).

Dikutip dari laman resmi WHO, Tedros mengakui bahwa pembatasan kegiatan untuk menekan beban layanan kesehatan akibat COVID-19 telah berdampak besar pada mata pencaharian masyarakat, ekonomi, dan kegiatan mental.

"WHO mendukung penuh upaya untuk membuka kembali ekonomi dan masyarakat. Kami ingin melihat anak-anak kembali ke sekolah dan orang-orang kembali ke tempat kerja, tetapi kami ingin melihatnya dilakukan dengan aman," kata Tedros.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

WHO: Membuka Diri Tanpa Kendali adalah Resep Bencana

Tedros mengatakan, tidak ada negara yang bisa berpura-pura bahwa pandemi telah berakhir. Ia mengingatkan, orang-orang dari segala usia tetaplah rentan dan bisa mengalami akibat fatal dari terkena virus corona.

"Jika negara-negara serius untuk membuka diri, mereka harus serius untuk menekan penularan dan menyelamatkan nyawa."

"Ini mungkin tampak seperti keseimbangan yang mustahil, tetapi sebenarnya tidak. Itu bisa dilakukan dan itu sudah dilakukan. Namun itu hanya bisa selesai jika negara yang mengontrol penularannya," kata Tedros.

Ia menambahkan, semakin banyak negara yang mengontrol penyebaran virusnya, maka kesempatan membuka diri lagi semakin terbuka.

"Membuka diri tanpa kendali adalah resep dari bencana," kata Tedros.

3 dari 3 halaman

4 Hal yang Harus Dilakukan

WHO mengatakan ada empat hal penting yang harus jadi fokus semua negara, komunitas, dan individu untuk mengontrol penyebaran COVID-19.

Yang pertama adalah mencegah kasus yang penyebarannya diperkuat dengan adanya kegiatan yang mengumpulkan kerumunan. WHO melihat, di banyak negara, ada kasus-kasus yang terkait dengan pertemuan orang-orang seperti di stadion, klub, atau tempat ibadah.

"Mencegah kasus yang teramplifikasi ini sangat penting, tetapi ada cara untuk mengadakan pertemuan dengan aman di beberapa tempat," kata Tedros.

Ia mengatakan, keputusan mengenai berkumpulnya orang-orang harus diambil dengan pendekatan berbasis risiko dalam konteks lokal. Namun bagi negara atau komunitas yang mengalami penularan COVID-19 secara signifikan, kemungkinan harus menunda kegiatan untuk waktu tertentu.

Di sisi lain, WHO menganjurkan agar negara atau komunitas dengan kasus sporadis atau klaster kecil melakukan cara-cara kreatif untuk mengadakan suatu acara sekaligus mengurangi risiko.

Kedua, WHO meminta semua orang mengurangi tingkat kematian dengan melindungi kelompok rentan, termasuk orangtua, mereka yang memiliki komorbid, dan pekerja di bidang-bidang esensial.

Ketiga, individu diminta berperan dengan melakukan tindakan yang telah diketahui untuk melindungi diri mereka sendiri dan orang lain.

"Jaga jarak setidaknya satu meter dari orang lain, bersihkan tangan Anda secara teratur, praktikkan etika bernapas, dan kenakan masker," kata Tedros. Selain itu, hindari juga ruang tertutup, tempat ramai, dan lingkungan yang berkontak dekat.

Keempat, pemerintah harus melakukan tindakan khusus untuk menemukan, mengisolasi, menguji, dan merawat kasus, serta melacak dan mengkarantina kontak.

"Permintaan untuk tetap di rumah yang tersebar luas bisa dihindari jika negara-negara melakukan intervensi sementara dan ditargetkan secara geografis."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.