Sukses

Tempel Karya di Dinding, Salah Satu Cara Apresiasi Anak

Psikolog anak, remaja dan keluarga Jovita Maria Ferliana menjelaskan salah satu bentuk komunikasi positif adalah memberikan apresiasi pada anak.

Liputan6.com, Jakarta Melaksanakan pembelajaran dari rumah selama pandemi COVID-19 perlu disertai komunikasi positif. Psikolog anak, remaja dan keluarga Jovita Maria Ferliana menjelaskan salah satu bentuk komunikasi positif adalah memberikan apresiasi pada anak.

“Jangan lupa puji anak kalau anak sudah melakukan aturan sesuai dengan yang ditetapkan dan jika sudah mengerjakan tugas dengan baik sehingga anak tahu bahwa perilaku itu memang diharapkan oleh orangtua,” kata Jovita dalam webminar Bebas Stress Dampingi Anak School From Home (18/8/2020).

Selain memuji, apresiasi juga dapat dilakukan dengan menempel karya anak di dinding kamarnya. Dengan demikian, anak akan merasa dihargai dan termotivasi untuk melakukan hal yang lebih baik di kemudian hari.

“Ini anak-anak senang banget kalau ada karya-karya mereka yang kita foto kemudian kita cetak dan ditempelkan di dinding mereka. Dengan demikian, anak akan merasa bahwa karya mereka penting bagi orangtua. Dia senang dan lain kali dia akan termotivasi untuk membuat hal-hal yang lainnya lagi.”

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mengajukan Pertanyaan Positif

Komunikasi positif juga dapat dibangun dari berbagai pertanyaan yang disampaikan secara tepat. Ketika orangtua melihat ada kesulitan yang dialami anak, maka orangtua bisa menanyakannya secara langsung dan memberikan solusi.

“Tanyakan kepada anak apa saja yang membuat ia kesulitan. Kita pun sebagai orangtua tidak perlu malu kalau anak tanya tapi kita gak tahu jawabannya, gak apa-apa.”

Jovita menyarankan, dalam situasi tersebut orangtua harus mengatakan yang sejujurnya. Anak dan orangtua kemudian bisa mencari jawabannya bersama atau meminta waktu kepada anak untuk mencari jawabannya terlebih dahulu.

Dalam kondisi lain, misal, ketika anak melakukan kesalahan, orangtua diimbau untuk tidak marah melainkan mengkonfirmasi. Orangtua perlu menghindari kata-kata yang menghakimi anak, sebaliknya anak bisa diajak berdiskusi dan mencari solusi bersama.

Meluangkan waktu khusus untuk anak juga sangat disarankan. Waktu khusus tersebut berarti fokus orangtua sepenuhnya pada anak.

“Memang orangtua penuh dengan kesibukan, tapi kita bisa tetapkan satu waktu yang kira-kira bisa dihabiskan dengan anak dan keluarga. Hindarkan dari gawai, jadi benar-benar untuk anak. 30 menit juga cukup asalkan itu ada di jadwal untuk dilakukan bersama keluarga.”

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.