Sukses

WHO Ingatkan Orang Muda Berisiko Tak Sadar Tularkan COVID-19 ke Kelompok Rentan

WHO mengatakan, banyaknya orang muda yang tak sadar terinfeksi COVID-19 membuat kelompok rentan menjadi lebih berisiko

Liputan6.com, Jakarta World Health Organization (WHO) memperingatkan potensi penularan COVID-19 dari mereka yang berusia muda dan produktif kepada kelompok yang dinilai lebih rentan.

Pernyataan ini disampaikan oleh Takeshi Kasai, direktur regional WHO untuk wilayah Pasifik Barat dalam konferensi pers Selasa pekan ini.

"Seperti yang dilaporkan kolega saya, epidemi sedang berubah: orang-orang berusia 20-an, 30-an, dan 40-an, semakin mendorong penyebarannya," kata Kasai seperti dikutip dari laman resmi WHO pada Jumat (21/8/2020).

"Banyak yang tidak sadar bahwa mereka terinfeksi, dengan gejala yang sangat ringan atau tanpa gejala. Hal ini membuat mereka tanpa sadar menularkan virus ke orang lain."

Ia mengatakan, ini meningkatkan risiko penyebaran COVID-19 ke kelompok yang paling rentan seperti orang tua, orang sakit, mereka yang dalam perawatan jangka panjang, serta orang yang tinggal di daerah perkotaan padat penduduk dan daerah pedesaan yang kurang terlayani.

Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Peningkatan Penularan di Usia Muda

WHO melaporkan, terdapat peningkatan proporsi anak-anak dan remaja yang terinfeksi dari 24 Februari hingga 12 Juli.

Kepada Al Jazeera, mereka menyebut bahwa proporsi anak usia nol hingga empat tahun yang terkena COVID-19 tumbuh dari 0,3 persen menjadi 2,2 persen. Sementara mereka yang berusia lima hingga 14 tahun naik dari 0,8 persen menjadi 4,6 persen.

Selain itu, pada mereka yang berusia 15 hingga 24 tahun, kasusnya naik dari 4,5 menjadi 15 persen dari total kasus yang dianalisis.

"Meski kami melihat perbedaan antar wilayah, kami melihat perubahan yang konsisten terhadap lebih banyak orang muda yang dilaporkan di antara kasus COVID-19," kata WHO.

Mereka menambahkan, ada beberapa penjelasan yang mungkin berlaku untuk tren ini seperti peningkatan perilaku berisiko di kalangan kelompok usia muda usai karantina wilayah, tindakan kesehatan masyarakat dan sosial lain yang dicabut, ketersediaan pengujian yang diperluas, serta peningkatan penyebaran COVID-19 di seluruh komunitas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.