Sukses

Bantu Pelayanan Kontrasepsi, BKKBN Luncurkan Aplikasi Klik KB

Bantu tingkatkan pelayanan kontrasepsi, BKKBN meluncurkan aplikasi Klik KB.

Liputan6.com, Jakarta Membantu Pasangan Usia Subur (PUS) mendapatkan pelayanan kontrasepsi, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional meluncurkan aplikasi Klik KB. Aplikasi tersebut menghubungkan akseptor KB (masyarakat yang mengikuti KB) dengan bidan, sehingga terjalin komunikasi yang interaktif.

“Aplikasi ini diharapkan dapat membantu Program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dalam hal mengetahui kebutuhan Pasangan Usia Subur terhadap jenis kontrasepsi," terang Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam peluncuran Aplikasi Klik KB di Jakarta, Senin (17/8/2020).

"Tujuannya juga menjadi masukan bagi kebijakan program KB. Ketersediaan alat dan obat kontrasepsi dapat dipantau, sehingga mencegah terjadinya stock out (kehabisan stok) di fasilitas pelayanan Kesehatan."

Ketua Ikatan Bidan Indonesia Pusat Emi Nurjasmi memandu penggunaan aplikasi Klik KB kepada 2.000 bidan yang hadir secara virtual. Ia mengimbau kepada seluruh bidan agar memanfaatkan aplikasi Klik KB untuk berinteraksi dan berkomunikasi kepada pasien-pasien.

"Dalam aplikasi ini tersedia layanan live chat, informasi tempat pelayanan KB, alarm pengingat bagi provider maupun akseptor untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi ulangan. Sebelum mendapatkan pelayanan, peserta KB bisa membuat janji terlebih dahulu, sehingga meminimalisir waktu tunggu," terang Emi.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hindari Putus Pakai Kontrasepsi

Emi menyampaikan, kehadiran aplikasi Klik KB juga diharapkan membantu akseptor KB mendapatkan alarm pengingat saat meminum pil KB setiap harinya.

"Hal ini dilakukan menghindari drop out atau putus pakai kontrasepsi yang persentasenya masih cukup tinggi, khususnya kontrasepsi jangka pendek. Selama tiga bulan terakhir saja, angkanya mencapai 10 persen dari 36 juta pasangan usia subur yang putus kontrasepsi," ujarnya sebagaimana keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com.

Seiring waktu nanti, aplikasi Klik KB akan dikembangkan secara bertahap melalui fase-fase yang telah ditentukan dan jumlah tenaga kesehatan disesuaikan dengan kapasitas.

3 dari 3 halaman

2.000 Bidan Dipersiapkan

Saat ini, tenaga kesehatan yang dilibatkan sebagai pemberi layanan adalah bidan sebanyak 2.000 yang tersebar di seluruh Indonesia. Ada juga bidan konselor yang akan bertugas memberikan konsultasi melalui Klik KB.

"Kemudian sebanyak 2.000 bidan sedang dipersiapkan untuk wilayah Jawa dan Bali. Sosialisasi yang dilakukan pun secara bertahap. Tahap pertama disosialisasikan di 7 provinsi. Tahap kedua, 12 provinsi dan tahap ketiga 15 provinsi," jelas Emi.

"Dengan adanya aplikasi ini diharapkan akan mendekatkan pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi kepada masyarakat. Apalagi pemakaian teknologi saat ini menjadi hal penting untuk mengakomodir perubahan zaman yang serba cepat dan dinamis, termasuk dalam pelayanan kontrasepsi."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.