Sukses

Cerita Tenaga Medis Jadi Relawan Uji Coba Vaksin COVID-19

Motivasi tenaga medis ini menjadi relawan uji coba vaksin COVID-19, tujuannya untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya terhadap paparan COVID-19.

Liputan6.com, Bandung - Sebanyak 19 orang relawan mengikuti pemberian uji coba klinis vaksin COVID-19 di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Padjadjaran (RSP Unpad) Jalan Profesor Eyckman, Bandung, Selasa (11/8/2020). Di antara relawan itu, terdapat petugas kesehatan yang ikut serta.

Menurut salah satu petugas kesehatan yang menjadi relawan uji coba klinis vaksin COVID-19, Nina Fatimah, usai mendaftar pada 6 Agustus 2020 lalu, ia menjalani tes kesehatan menyeluruh pada 10 Agustus 2020. Nina mengatakan motivasi dirinya menjadi relawan, tujuannya untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya terhadap paparan COVID-19.

“Pertama karena COVID ini enggak beres - beres. Terus kepikiran bagaimana kalau ikutan vaksin, otomatis kan kita punya daya tahan tubuh tuh sudah ke-handle dengan vaksin. Jadi kepikirannya lebih baik divaksin, kan kita enggak tahu kapan adanya lagi,” ujar Nina saat dihubungi via telepon, Selasa, 11 Agustus 2020.

Nina menjelaskan usai menerima vaksinasi itu, tidak mengalami gangguan kesehatan yang berarti. Meski sebelumnya ucap Nina, dokter yang memberikan vaksin menjelaskan dampak vaksinasi berupa peningkatan suhu tubuh.

Nina menyebutkan nantinya selama 14 hari kedepan, segala keluhan dan dampak vaksin COVID-19 dicatat dalam buku harian yang diberikan dokter. Hal itu dilakukan untuk mengetahui riwayat kondisi kesehatan seluruh relawan.

“Nanti pas dilakukan kembali vaksinasi yang kedua, catatan itu diberikan kepada dokter tersebut. Tapi kalau ada apa - apa sesudah divaksin, bisa dilaporkan pula melalui WA grup relawan,” jelas Nina.

 

Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pernah Jadi Relawan Uji Vaksin Flu Babi

Keikutsertaan Nina menjadi relawan uji coba klinis vaksin kategori penyakit menular khusus bukan yang pertama kali. Pada tahun 2008, Nina pernah menjadi relawan uji vaksin flu babi (virus H1N1).

Nina mengaku tidak ada yang berbeda soal perlakuan dan dampak antara vaksinasi flu babi dan COVID-19. Semuanya hampir sama.

“Tapi sesudah mengikuti vaksinasi flu babi, perbedaannya saya sampai sekarang belum pernah sakit apalagi flu. Padahalnya saya sebelumnya tukang sakit. Sekarang jarang sekali sakit,” ucap Nina.

Nina menuturkan selain diberikan vaksin COVID-19, relawan juga diberikan fasilitas makan dan minum bersama lima orang relawan lainnya. Selain itu uang pengganti waktu dan transportasi senilai Rp200 ribu diterimanya. 

Tidak ada pantangan apapun dalam proses pemberian vaksin. Waktu pemberian vaksin terhadap satu kelompok yang terdiri dari enam relawan, dibutuhkan enam jam. (Arie Nugraha)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.