Sukses

Efektivitas dan Faktor Keamanan Jadi Pertimbangan Saat Uji Klinis Vaksin

Peneliti dari LIPI mengatakan bahwa dua hal terkait keamanan yang harus dilihat dalam sebuah uji klinis vaksin adalah dosis dan efek samping

Liputan6.com, Jakarta Selain efektivitas, peneliti dari Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wien Kusharyoto mengatakan bahwa salah satu faktor yang dilihat dalam sebuah uji klinis vaksin adalah soal keamanan.

"Keamanan ini terkait dengan efek samping," kata Wien dalam temu media daring pada Selasa kemarin, ditulis Rabu (29/7/2020).

"Efek sampingnya paling tidak ringan artinya seseorang tidak merasakan sendiri efek sampingnya itu atau efek samping sedang," ujarnya.

Umumnya setelah vaksinasi, efek samping sedang yang mungkin dialami seperti bengkak di tempat penyuntikan, nyeri, atau kemerahan. Sementara untuk efek pasca vaksinasi yang terjadi pada tubuh seperti sakit kepala, demam ringan, atau muntah dan sedikit diare.

"Kira-kira jenis-jenis efek samping seperti itulah yang masih bisa ditolerir," ujarnya.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dosis dan Efek Samping

Wien mengungkapkan, efek samping juga bisa dipengaruhi salah satunya oleh dosis yang diberikan pada pasien. Salah satu contohnya terlihat dalam studi vaksin COVID-19 yang dilakukan oleh University of Oxford dan AstraZeneca di Inggris.

"Dosis yang lebih tinggi ternyata mengakibatkan demam yang relatif tinggi dan pada saat itu dipastikan bahwa efek samping tersebut tidak bisa ditolerir. Akhirnya dicari dosis lain yang lebih rendah namun tetap dapat memicu munculnya respon kekebalan yang memadai."

Wien mengungkapkan bahwa dulu, pengembangan sebuah vaksin RSV (Respiratory syncytial virus) sempat terhambat karena dalam uji klinisnya, ada sukarelawan yang malah mengalami sakit lebih parah usai divaksin dibandingkan dengan mereka yang mendapatkan plasebo.

"Seperti itu yang tidak kita harapkan," kata Wien. "Jadi dosis dan juga efek sampingnya tetap harus bisa ditolerir. Dalam hal ini yang akan memastikan adalah dokter."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.