Sukses

Antioksidan dari Buah dan Sayur Penting untuk Kesehatan, Bisakah Diganti Suplemen?

Dalam sayur-sayuran dan buah-buahah ditemukan zat antioksidan yang dapat mencegah atau menunda kerusakan sel yang disebabkan oleh radikal bebas.

Liputan6.com, Jakarta Zat antioksidan bisa ditemukan dalam sayur-sayuran dan buah-buahah. Zat tersebut dapat mencegah atau menunda kerusakan sel yang disebabkan oleh radikal bebas. Namun, sejumlah orang memilih mengonsumsi suplemen antioksidan untuk mendapat manfaat kesehatannya.

Padahal, belum ada bukti yang menunjukkan bahwa suplemen antioksidan dapat meningkatkan kesehatan. Bahkan, dalam beberapa kasus, suplemen antioksidan bisa berbahaya.

Hal ini disampaikan Samantha Cassetty, MS, RD, pakar nutrisi dan kesehatan seperti dilansir Insider.

“Cara terbaik untuk mendapatkan antioksidan yang cukup adalah dengan mengonsumsi jumlah buah dan sayuran yang disarankan,” kata Cassetty.

Seperti kita ketahui, radikal bebas merupakan produk sampingan dalam kehidupan manusia. Misalnya, seseorang secara alami memproduksi asam laktat saat berolahraga. Radikal bebas juga dapat berasal dari sumber luar seperti asap rokok, polusi udara, obat-obatan tertentu, dan sinar matahari.

Masalah dengan radikal bebas ini mereka bisa mengikat sel-sel sedemikian rupa sehingga merusak protein dan DNA di dalamnya. Namun, ancaman itu bisa dinetralkan oleh antioksidan.

“Itulah mengapa penting untuk terus mengonsumsi antioksidan untuk melawan kerusakan akibat radikal bebas dalam tubuh Anda,” ujarnya.

Menurutnya, ketika seseorang terlalu banyak memiliki radikal bebas, itu dapat menyebabkan kerusakan sel - terutama di membran sel, jaringan lemak, DNA, dan protein - dalam bentuk stres oksidatif, yang terkait dengan sejumlah penyakit termasuk:

  • Penyakit kardiovaskular
  • Kanker
  • Radang sendi
  • Kondisi neurodegeneratif seperti Alzheimer

“Namun, dengan adanya antioksidan di dalam tubuh yang dapat mencegah stres oksidatif, bukan berarti mengonsumsi antioksidan dapat mengurangi risiko penyakit,” katanya lagi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Belum Ada Bukti

Sementara itu, Tim Spector, MD, FRCP, FRSB, seorang profesor epidemiologi genetik di King's College London menjelaskan belum ada jawaban pasti apakah mengkonsumsi antioksidan, baik melalui makanan atau suplemen, bisa mengurangi risiko kanker atau meningkatkan kesehatan jantung.

Spector mengatakan penting diingat bahwa tidak ada makanan super tunggal yang kaya antioksidan. Karena itu, mengonsumsi lima porsi buah dan sayuran setiap harinya menjad cara terbaik untuk membantu memastikan Anda mendapatkan semua antioksidan yang dibutuhkan.

Ia memperkirakan ada ratusan, atau ribuan, zat yang bertindak sebagai antioksidan. Antioksidan termasuk vitamin seperti vitamin C, vitamin E, dan beta-karoten serta mineral seperti selenium dan mangan. Antioksidan ini ada di banyak makanan, dari blueberry hingga cokelat hitam.

Sebuah studi 2010, yang diterbitkan dalam Nutrition Journal, mengamati kandungan antioksidan lebih dari 3.100 makanan, minuman, rempah-rempah, herbal, dan suplemen, dan menemukan bahwa pola makan nabati adalah yang terbaik untuk melindungi dari stres oksidatif.

“Itu karena makanan nabati memiliki kandungan antioksidan 5 hingga 33 kali lebih banyak daripada produk daging,” kata Spector.

Dalam artikel review 2011 dalam Pengobatan Oksidatif dan Umur Panjang Seluler, para peneliti melaporkan bahwa antioksidan tambahan mungkin tidak menawarkan perlindungan yang cukup sama dengan diet kaya antioksidan dari makanan utuh.

Menurut penelitian, beberapa makanan yang kaya antioksidan adalah:

  • Kayu manis
  • Kemangi
  • Kopi
  • Teh
  • Beri
  • Coklat hitam
  • Kacang pikan
  • Artichoke
  • Kubis

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini