Sukses

Kepala BKKBN Hasto Ungkap Faktor Penyebab Lansia Stres dan Depresi

Kepala BKKBN Hasto menerangkan faktor penyebab lansia stres dan depresi.

Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Hasto Wardoyo mengungkapkan faktor penyebab lanjut usia (lansia) mengalami stres dan depresi. Faktor penyebab dilatarbelakangi kondisi sosial lansia, kesepian, sakit, dan ekonomi lemah.

"Jadi, lansia mengalami kondisi yang kurang menguntungkan, seperti kesepian dan juga karena kondisi sosial belum tentu menguntungkan. Itulah yang membuat mereka bisa stres dan depresi, psikososial, dan skizofrenia," papar Hasto saat Webinar Pahami Lansia, Bahagia Seluruh Keluarga, kemarin (15/7/2020).

"Hal ini terkait dengan kesehatan reproduksi pada perempuan yang mana hormon estrogen menghilang. Tubuh tidak lagi produksi hormon estrogen. Kemudian yang lansia laki-laki juga mengalami andropause dan penurunan hormon androgen. Ditandai dengan penurunan libidonya."

Andropuase merupakan perubahan suasana hati, kecemasan, penurunan gairah seksual, dan masalah tidur. Permasalahan tulang, seperti keropos juga dialami lansia.

"Tulangnya menjadi keropos. Lalu haidnya tidak teratur dan kulit keriput. Faktor-faktor ini kalau enggak siap mental bisa merasa stres. Tentu, harus dihadapi dengan baik supaya lansia tidak stres," lanjut Hasto.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Terapi Estrogen Alami

Untuk menghadapi usia lansia, Hasto menambahkan menjaga kebugaran penting. Ada juga terapi estrogen alami yang bisa diberikan, yakni memperbanyak konsumsi kacang-kacangan.

Kacang-kacangan dikenal meningkatkan hormon estrogen. Dalam hal ini, kacang mengandung senyawa fitoestrogen.

"Dari kacang-kacangan ini dapat mengurangi gejala menopause pada perempuan yang memasuki usia lansia. Permasalahan seperti tulang keropos pada tulang punggung juga bisa dicegah cara kita konsumsi fitoestrogen yang terkandung pada kacang," lanjut Hasto.

3 dari 3 halaman

Olahraga Teratur

Lebuh lanjut, Hasto menekankan, lansia dapat berolahraga. Hal ini membuat tubuh menjadi kuat dan stres akan berkurang. Olahraga ringan seperti jalan kaki dapat aman dilakukan lansia.

"Karena olahraga itu juga mengeluarkan rasa gembira. Jadi, bikin kita bahagia. Dengan olahraga juga mengurangi kecepatan osteoporosis. Dan olahraga itu memang betul memengaruhi metabolisme kalsium, yang merangsang produksi dopamin," tambahnya.

"Penerapan olahraga yang baik membuat kita lebih segar dam lebih fresh. Selain itu, tidur yang cukup adalah salah satu cara yang baik untuk menjadi energi siap menghadapi hari yang akan datang."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.