Sukses

Dokter soal Virus Corona COVID-19 Menular Lewat Udara: Harus Ada Kondisi Khusus

Dokter Adityo Susilo mengatakan diperlukan kondisi khusus yang mengubah droplet yang mengandung virus penyebab COVID-19 berubah menjadi aerosol yang lebih kecil

Liputan6.com, Jakarta - Pendapat beberapa peneliti mengenai penularan Virus Corona penyebab COVID-19 bisa menyebar di udara masih menimbulkan pro dan kontra, termasuk di kalangan ilmuwan itu sendiri.

Beberapa waktu yang lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menyatakan bahwa potensi risiko penularan COVID-19 melalui udara atau airborne, dalam lingkup terbatas walau pernyataan ini masih membutuhkan studi lebih lanjut.

Dokter Adityo Susilo dari divisi penyakit tropik dan infeksi, Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo pun ikut mengemukakan pendapatnya.

Dalam sebuah seminar daring pada Kamis, 9 Juli 2020, ia belum bisa menyimpulkan secara pasti apakah SARS-CoV-2 bisa menular melalui udara.

"Untuk COVID-19, medis selalu mencoba mempelajari evidence di lapangan, WHO di awal (COVID-19 ditularkan) melalui droplet kemudian mengubah lagi, kalau pasien mengalami inkubasi dan lain-lain bisa berpotensi menjadi airborne," ujarnya seperti dikutip dari Antara pada Jumat (10/7/2020).

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harus Ada Kondisi Khusus

Adityo mengatakan, dibutuhkan kondisi khusus agar SARS-CoV-2 bisa menular melalui udara.

"Harus ada kondisi khusus yang mengubah droplet ini berubah menjadi aerosol yang lebih kecil," ujarnya. Dalam kasus ini, Aditya sendiri memilih tetap mengikuti perkembangan sehingga menurutnya, SARS-CoV-2 masih menular melalui droplet.

Menurut dia, jika WHO memastikan penularan COVID-19 bisa terjadi secara airborne, maka jaga jarak fisik dua meter bisa tak lagi efektif dan harus dilakukan lebih jauh.

"Logikanya kalau dikatakan airborne, ukuran droplet akan sangat kecil di bawah 5 mikrometer, faktor gravitasi tidak besar peranannya, dia bisa melayang-layang di udara," ujarnya.

"Kalau airborne, (menjaga jarak) dua meter menjadi rancu, selama di satu ruangan yang sama, berbagi sirkulasi udara, Anda berpotensi tertular. Akan banyak perubahan kalau ini bisa menular secara airborne," kata Adityo. Selain itu, penggunaan masker harus menjadi suatu kewajiban.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.