Sukses

Rentan Penularan COVID-19, AS Larang Setiap Orang Bicara Saat di Dalam Lift

AS bakal luncurkan aturan tidak boleh berbicara di dalam lift.

Liputan6.com, Jakarta Virus SARS CoV-2 yang menyebabkan COVID-19 bisa menular lewat droplet dari orang yang terinfeksi ketika batuk, bersin dan berbicara. Terkait hal itu, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat bakal merilis aturan di dalam lift. Salah satunya dilarang berbicara selama di lift.

Ada beberapa rekomendasi CDC tentang penggunaan di dalam lift yakni semua orang yang berada di dalam lift wajib memakai masker, batasi jumlah orang yang naik lift, buat tanda arah orang masuk dan keluar.

"Juga bakal ada tulisan, 'Jangan bicara bila tidak penting'," kata ahli higienitas industri CDC, Nancy Clark Burton kepada New York Times dikutip dari Live Science Selasa (7/7/2020).

Saran untuk tidak berbicara selama di lift juga diungkapkan pakar yang mendalami kualitas udara dalam ruangan Richard Corsi.

"Seharusnya ada tulisan atau tanda besar-besar di lift, 'Jangan Berbicara'," kata Corsi.

Pada April lalu, Corsi membuat simulasi saat ada orang yang terinfeksi COVID-19 batuk di dalam lift. Dekan Ilmu Komputer dari Portland State University ini memperlihatkan seberapa banyak kontaminasi yang terjadi ketika ada orang sakit COVID-19 naik 10 lantai.

"Memang ada ketidakpastian tinggi dalam simulasi yang saya buat ini, tapi di dalam lift yang tidak ada sirkulasi udara, lift bisa jadi sumber penularan meski orang yang terinfeksi itu sudah keluar," kata Corsi.

Risiko naik lift yang sebelumnya dinaiki orang terinfeksi COVID-19 yang batuk, bersin, atau bicara masih belum jelas. Namun, tentu risiko lebih tinggi di dalam ruangan tertutup dibandingkan di tempat luar ruangan. Oleh karena itu selama di lift pastikan jaga jarak dan tidak berbicara seperti disampaikan Corsi.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Studi tentang Berbicara dan COVID-19

Saat orang berbicara ternyata menghasilkan droplet dengan ukuran bervariasi. Hal itu diungkapkan peneliti dalam New England Journal of Medicine.

Droplet ukuran besar menimbulkan risiko kecil kerena akan cepat turun ke lantai atau permukaan. Sementara, droplet yang kecil dapat lebih lama bertahan di udara seperti dkutip dari laman Health.

Studi lain mengungkapkan bahwa berbicara keras lebih banyak menghasilkan droplet yang keluar dari mulut seperti tertulis dalam Prosiding National Academy of Sciences of the United States of America.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.