Sukses

Selama Tiga Bulan, Jabar Klaim Telah Gelar 78 Ribu Tes PCR COVID-19

Pemerintah Jawa Barat gencar melakukan test swab PCR Corona COVID-19.

Liputan6.com, Jawa Barat - Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan (GTPP) COVID-19 Provinsi Jawa Barat telah melakukan uji usap (swab test) sekitar 78 ribu sampel di seluruh kota dan kabupaten Jawa Barat dalam tiga bulan terakhir. Sebelumnya, Gugus Tugas pertama kali melakukan tes masif COVID-19 pada 25 Maret dan masih terus berlangsung hingga hari ini.

Tes masif terdiri dari uji usap dahak hidung tenggorok dengan teknik PCR, serta pengambilan sampel darah (RDT). Data per 28 Juni 2020, tes PCR yang telah dilakukan tepatnya sebanyak 78.108 sampel atau bertambah 13.076 dari pekan sebelumnya.

Menurut Ketua Divisi Pelacakan Kontak Deteksi Dini Pengujian Massal dan Manajemen Lab GTPP COVID -19 Provinsi Jawa Barat, Siska Gerfianti, RDT 176.174 sampel atau bertambah 18.413 dari pekan sebelumnya. Sehingga total tes masif di Jabar telah mencapai 254.302 sampel (PCR dan RDT).

"Dari 78.108 sampel PCR, maka rasio tes PCR Jabar per 1 juta penduduk adalah 1.584. Masih butuh kerja keras untuk mencapai syarat minimal WHO yakni minimal 1 persen tes masif dari jumlah penduduk," kata Siska dalam keterangan resminya di Bandung, Jumat, 3 Juli 2020.

 

Simak Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Setengah dari Syarat WHO

Asumsinya sebut Siska, jumlah penduduk Jabar saat ini sekitar 50 juta jiwa maka tes PCR yang harus dilakukan 500 ribu sampel. Namun, jika dikalkulasikan dengan tes RDT yang jumlahnya menjadi 254.302 sampel, Jabar sudah setengah jalan dari syarat minimal WHO.

Siska menyebutkan perbandingan dengan kasus positif per 1 juta penduduk, tes masif di Jabar terbilang efektif. Saat ini indeks risiko COVID-19 Jabar berada di angka 62, yang artinya tiap 1 juta penduduk hanya ada 62 orang positif COVID-19.

"Secara nasional, Jabar angka positif Jabar ada di peringkat 28 atau peringkat tujuh dari tujuh provinsi di Pulau Jawa – Bali. Selama tiga bulan terakhir GTPP fokus tes PCR di 10 kabupaten dan kota kawasan Bodebek dan Bandung Raya. Pertama kita lakukan Maret pada Pekan Swab Massal, itu kami keluarkan 15.500 tes PCR serentak,” kata Siska.

Serupa dengan halnya dengan tes PCR massal dilanjutkan di 17 kabupaten dan kota dengan pencapaian Jabar berhasil memeriksa dengan PCR hingga 3.000 sampel. Siska mengaku pada pertengahan pekan ini, hanya tersisanya 17 kota dan kabupaten totalnya ada 25 ribu test kit PCR.

Jumlah alat itu pun sebenarnya, lanjut Siska, difokuskan juga untuk Bandung Raya dan Bodebek karena kasusnya masih tinggi. Untuk keperluan tes PCR selama ini, sebanyak 45 ribu test kit dibeli sendiri oleh Pemda Provinsi Jabar, ditambah dari bantuan pemerintah pusat, dan 10.000 sumbangan dari pihak ketiga.

"Saat ini Jabar masih memiliki stok 70 ribu tes kit PCR yang disimpan di Balai Laboratorium Provinsi Jawa Barat (Labkes) di Jalan Sederhana, Kota Bandung. Dalam waktu dekat, Pemda Provinsi Jabar juga akan membeli 150 ribu test kit PCR sebagian impor sebagian buatan dalam negeri," Siska menambahkan.

 

3 dari 3 halaman

Alat Test PCR COVID-19

Siska berdalih pembelian alat itu diperlukan untuk kepentingan efektivitas kerja. Alasannya, terkadang datangnya bantuan tidak dalam paket penuh. Contohnya yang datang terlebih dulu sebut Siska, seperti reagent ekstrasi menyusul kemudian mesin PCR dan barang lainnya.

Siska berharap tes PCR Jabar semakin cepat mendekati standar 1 persen WHO. Oleh karena itu, GTPP saat ini sedang gencar-gencarnya menggelar Pekan Swab Massal terutama di perbatasan Jabar dengan provinsi lain. Selain itu juga menjadi bidikan utama pasar tradisional dan terminal-stasiun kereta api.

Dia mengapresiasi kesadaran masyarakat dalam melakukan tes PCR semakin baik seiring dengan sosialisasi dan edukasi. Diakui ada saja warga yang menolak tes PCR dengan berbagai macam pertimbangan.

“Tapi sebagian besar warga happy-happy aja,” ujar Siska.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.