Sukses

RSPAD: Dua Bulan Pertama Kami Sering Dapat Pasien COVID-19 Komplikasi Berat

RSPAD Gatot Soebroto mengungkapkan perbedaan gejala pada pasien yang mereka terima di awal kemunculan COVID-19 hingga sekarang

Liputan6.com, Jakarta Pihak Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto mengungkapkan bahwa di bulan-bulan awal kemunculan COVID-19, mereka sempat kewalahan menangani pasien.

Hal ini disampaikan oleh Dokter Soroy Lardo, Kepala Divisi Penyakit Tropik Infeksi Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot Soebroto dalam konferensi pers dari Graha BNPB, Jakarta pada Kamis (2/7/2020).

"Kalau kita lihat dari awal perjalanan penyakit ini kami melayani hingga sekarang ini 560 pasien di RSPAD Gatot Soebroto, dua bulan pertama itu kami kurang tidur karena mendapatkan pasien-pasien dengan komplikasi berat," kata Soroy.

Seiring berjalannya waktu, Soroy mengatakan bahwa pasien yang mereka terima saat ini lebih banyak mengalami gejala tidak berat namun memiliki komorbid atau kondisi kesehatan bawaan seperti ibu yang mau melahirkan namun positif COVID-19 atau orang dengan pasien cuci darah yang dinyatakan positif virus corona.

"Dari dua konteks ini kami melihat, kalau dulu pasien itu sembuh tentunya ada perjalanan penyembuhan dari kondisi berat kemudian kondisi dia bisa kita kelola dengan baik dan kondisi rawat jalan," kata Soroy.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Durasi Perawatan

Soroy mengungkapkan, pasien COVID-19 bisa dinyatakan sembuh usai mendapatkan dua kali hasil negatif virus corona berdasarkan pemeriksaan swab.

"Perubahan klinis, dia bisa melakukan suatu adaptasi, nanti hasil swab-nya dua kali negatif dan dia sudah bisa mandiri, itu baru kita katakan sebagai pasien yang sembuh," ujarnya.

Dia menambahkan, durasi perawatan setiap pasien bisa berbeda-beda. "Kalau pasien itu dengan komorbid tentu akan lama. Bisa perawatan itu dua sampai tiga minggu. Tapi kalau tanpa komorbid itu biasanya kita evaluasi itu sampai dua minggu."

Soroy mengatakan, saat ini virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 masih diteliti. Sehingga, terkait apakah adanya infeksi ulang mungkin saja bisa terjadi.

"Yang penting sebenarnya dengan meningkatnya kasus-kasus OTG, atau tanpa gejala tapi positif COVID-19, konteks yang harus kita kembangkan adalah yang disebut dengan perilaku hidup bersih dan sehat, konsep kewaspadaan tinggi," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.