Sukses

Khawatir Adaptasi Kebiasaan Baru Makin Tularkan COVID-19, Simak Kata Jubir Yuri

Kekhawatirkan Adaptasi Kebiasaan Baru malah makin menularkan COVID-19, simak kata Jubir Yuri.

Liputan6.com, Jakarta Kekhawatiran masa Adaptasi Kebiasaan Baru yang makin menularkan COVID-19 menjadi bayang-bayang sebagian orang. Apalagi bagi masyarakat yang kembali bekerja dan naik transportasi umum.

Tak ayal perjumpaan dengan banyak orang terjadi. Menilik situasi tersebut, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menerangkan, masyarakat harus paham tentang dasar Adaptasi Kebiasaan Baru.

"Sebenarnya, perubahan kebiasaan ini dalam rangka mencegah kemungkinan tertular COVID-19. Karena kita tidak mungkin berharap bahwa kita akan kembali produktif sebagaimana sebelum adanya pandemi," ujar Yuri saat sesi talkshow Melewati Bulan Ke-4: Makin Banyak Yang Sembuh Dari COVID-19? di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (2/7/2020).

"Sampai saat ini masih belum tahu prospek vaksin, akan sampai kapan jadi. Dengan demikian, kembali beraktivitas menjadi sebuah keharusan bagi kita. Tetapi syaratnya harus aman."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kerentanan dari Kebiasaan Lama

Yuri menambahkan kita harus paham bagaimana mekanisme penularan COVID-19. Kemudian memahami bagaimana kerentanan terhadap penularan COVID-19 muncul.

"Ini akibat dari kebiasaan-kebiasaan yang dahulu (sebelum COVID-19), di antaranya dulu kan kita terbiasa untuk tidak menjaga jarak, terbiasa untuk tidak menggunakan masker, terbiasa untuk tidak mencuci tangan," tambahnya yang juga Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan.

"Ternyata kebiasaan-kebiasaan itulah yang harus diubah, yang harus ditinggalkan. Karena kebiasaan tersebut yang menjadi pintu gerbang penularan COVID-19."

Lebih lanjut, Yuri menegaskan, kita tidak pernah bisa mengidentifikasi dengan pasti orang yang ada di sekitar. Apakah orang lain yang di sekitar kita membawa virus atau tidak.

"Karena banyak sekali sekarang kasus orang yang membawa virus Corona, tetapi gejalanya minimal sekali bahkan sampai ada faktor subjektif yang mengatakan, 'Saya tidak sakit, panasnya agak tinggi. Biasa panas seperti ini. Batuk-batuk ini biasa aja," lanjutnya.

"Sehingga kemudian orang-orang tersebut bisa saja berada di tengah-tengah kita. Nah, inilah yang harus betul-betul kita waspadai. Sekarang saatnya untuk mengubah kebiasaan agar kita aman dari infeksi COVID-19 dengan menjalankan protokol kesehatan."

3 dari 3 halaman

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.