Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Studi: Stres Saat Lockdown Bikin Banyak Pria Alami Disfungsi Ereksi

Stres saat lockdown dinilai menjadi salah satu alasan meningkatnya disfungsi ereksi yang banyak dialami pria di masa pandemi

Liputan6.com, Jakarta Disfungsi ereksi menjadi salah satu masalah kesehatan yang harus dihadapi banyak pria akibat lockdown untuk mencegah penyebaran COVID-19.

Temuan itu dinyatakan dalam sebuah survei yang dilakukan layanan kesehatan digital Inggris Superdrug Online Doctor. Mereka mengungkapkan, meningkatnya stres dan konsumsi alkohol menjadi salah satu penyebab meningkatnya disfungsi ereksi.

Superdrug juga mengungkapkan bahwa data dari Google Trends menunjukkan adanya peningkatan pencarian mengenai "impotensi." Mereka menyebut bahwa hasil pencarian di dunia maya dalam 12 bulan terakhir merupakan yang tertinggi.

"Masalah ereksi adalah hal yang biasa dan umumnya disebabkan oleh stres, kelelahan, kegelisahan, atau terlalu banyak minum alkohol," kata Zoe Williams, dokter yang juga duta dari Superdrug.

"Semua faktor risiko telah diperburuk, dalam kebanyakan kasus, oleh lockdown COVID-19 baru-baru ini," ujarnya seperti dikutip dari The Sun pada Rabu (1/7/2020).

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bisa Diatasi dengan Perubahan Gaya Hidup

Zoe menambahkan bahwa dalam banyak kasus, disfungsi ereksi bukan masalah yang harus terlalu dikhawatirkan.

Namun, apabila masalah ini berlanjut, maka pasien harus membicarakannya dengan tenaga kesehatan. Bisa saja, disfungsi ereksi yang dialami disebabkan oleh masalah fisik atau psikologis.

Dikutip dari Harvard Health Publishing, disfungsi ereksi merupakan kesulitan mencapai atau mempertahankan ereksi. Kondisi itu seringkali disebabkan kombinasi masalah fisik dan emosional.

Disfungsi ereksi membuat hubungan seksual menjadi lebih sulit, menurunnya gairah seks, meningkatkan kecemasan dan depresi, serta berpengaruh pada hubungan suami istri.

"Dalam banyak kasus, perubahan gaya hidup dapat memperlambat disfungsi ereksi dan membantu mengelolanya, sehingga Anda mungkin tidak memerlukan obat-obatan atau harus terlalu bergantung pada mereka," kata Marc Garnick, profesor onkologi medis dan kanker urologi di Beth Israel Deaconess Medical Center.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.