Sukses

Afrika Selatan Mulai Uji Klinis Vaksin COVID-19 Buatan Oxford University

Vaksin yang dikembangkan oleh Oxford University, Inggris ini sudah mulai disuntikkan pada sukarelawan pada Rabu kemarin

Liputan6.com, Jakarta Vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Oxford Jenner Institute di University of Oxford, Inggris mulai diuji coba di Afrika Selatan pada Senin, 23 Juni lalu.

Kerja sama dalam uji South African OxCov-19 VAccine VIDA ini dilakukan Oxford University dengan Wits University. Tujuannya tentu saja untuk menemukan vaksin yang dapat mencegah infeksi SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.

Secara teknis, vaksin ini bernama ChAdOx1 nCoV-19 karena mereka dibuat dari virus yang disebut ChAdOx1. Virus ini merupakan virus flu biasa (adenovirus) yang dilemahkan dan tidak bereplikasi.

Dikutip dari laman resmi Oxford pada Kamis (25/6/2020), vaksin ini juga sedang diuji klinis di Inggris dengan lebih dari 4 ribu peserta telah terdaftar. Selain itu, 10 ribu peserta tambahan juga direncanakan ikut berpartisipasi.

"Ini adalah momen penting bagi Afrika Selatan dan Afrika dalam masa pandemi COVID-19 ini. Ketika kita memasuki musim dingin di Afrika Selatan dan peningkatan beban secara umum di rumah sakit, sekarang kita lebih membutuhkan vaksin untuk mencegah COVID-19," kata Shabir Madhi, profesor vaksinologi di Wits University yang juga pimpinan studi.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mulai Diberikan pada Sukarelawan

Madhi, yang juga Director of the South Africa Medical Research Council (SAMRC) Vaccines and Infectious Diseases Analytics Research Unit (VIDA) ini, mengatakan bahwa mereka mulai menyaring peserta pada pekan lalu.

Sandile Buthelezie, Direktur Jenderal Kesehatan di Departemen Kesehatan Nasional Afrika Selatan mengatakan bahwa mereka menyambut uji coba vaksin ini. Menurutnya, penelitian ini akan membantu memperkuat Afrika Selatan di bidang kemajuan ilmiah.

"Dengan meningkatnya infeksi COVID-19 setiap hari, pengembangan vaksin akan menjadi solusi terakhir dalam jangka panjang dan kami sepenuhnya berada di belakang tim yang memimpin uji coba ini," kata Buthelezi.

Pada Rabu kemarin, vaksin ini untuk pertama kalinya diberikan kepada sukarelawan.

"Saya merasa sedikit takut tetapi saya ingin tahu apa yang terjadi dengan vaksin ini sehingga saya bisa memberi tahu teman-teman dan orang lain apa yang sedang berlangsung dalam penelitian ini," kata salah seorang peserta uji coba bernama Junior Mhlongo di Johannesburg, seperti dikutip dari AP News.

Tidak hanya di Afrika Selatan dan Inggris, vaksin ini juga dikabarkan tengah diuji coba di Brasil.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.