Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Cinta atau Nafsu? Studi Ini Ungkap Perbedaannya dari Tatapan Mata

Sebuah studi di tahun 2014 menemukan bahwa pandangan mata bisa menunjukkan apakah seseorang merasa jatuh cinta atau hanya sekadar nafsu.

Liputan6.com, Jakarta Banyak orang menggambarkan bahwa perasaan cinta dimulai dari mata turun ke hati. Rupanya, sebuah studi menemukan bahwa tatapan mata, juga bisa memperlihatkan apakah seseorang benar-benar cinta atau hanya sekadar nafsu.

Sebuah penelitian di tahun 2014 yang dilakukan oleh peneliti dari University of Chicago, Amerika Serikat bekerjasama dengan peneliti dari University of Geneva, Swiss menyebutkan bahwa pandangan mata bisa menunjukkan apakah seseorang menunjukkan rasa cinta atau nafsu.

Dalam studi itu, para peneliti mengatakan bahwa apabila tatapan mata berkonsentrasi pada wajah, hal ini bisa menunjukkan dirinya melihat orang lain sebagai pasangan romantis yang potensial.

Sementara, apabila seseorang menatap tubuh orang lain, dia kemungkinan lebih merasakan hasrat seksual.

"Meskipun saat ini sedikit yang diketahui tentang ilmu cinta pada pandangan pertama atau bagaimana seseorang jatuh cinta, pola respon ini memberikan petunjuk pertama mengenai bagaimana proses perhatian otomatis, seperti tatapan mata, dapat membedakan perasaan cinta dari hasrat menginginkan seseorang yang asing," kata penulis utama Stephanie Cacioppo seperti dilansir dari laman University of Chicago pada Minggu (21/6/2020). 

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Proses Penelitian

Dalam penelitian ini, tim melakukan dua percobaan untuk menguji pola visual sebagai upaya untuk menilai dua keadaan emosi dan kognitif yang berbeda yang seringkali sulit dipisahkan satu sama lain, yaitu cinta dan hasrat seksual.

Para pelajar pria dan wanita di University of Geneva diperlihatkan lewat komputer, serangkaian foto hitam putih dari orang yang belum pernah mereka temui.

Pada bagian pertama, mereka diperlihatkan foto pasangan heteroseksual muda dewasa yang saling berinteraksi. Di bagian kedua, mereka melihat foto individu dari lawan jenis yang melihat ke arah kamera. Di sini, tidak ada gambar telanjang atau erotis.

Mereka juga diminta memutuskan secepat dan setepat mungkin mengenai perasaan yang timbul saat melihat foto tersebut.

3 dari 3 halaman

Pola Pergerakan Mata

Analisis data pelacakan mata mengungkapkan adanya perbedaan nyata dalam pola pergerakan mata, tergantung dari pelaporan peserta mengenai rasa hasrat seksual atau cinta romantis yang timbul selama penelitian.

Dari studi itu, mereka yang cenderung terpaku secara visual pada wajah, mengatakan bahwa gambar tersebut menimbulkan perasaan cinta romantis. Di sisi lain, pada gambar yang membangkitkan hasrat seksual, mata peserta bergerak dari wajah ke seluruh tubuh. Hal ini ditemukan baik pada pria dan wanita.

Sementara itu, penelitian ini menemukan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dalam waktu yang dibutuhkan seseorang untuk mengidentifikasi cinta atau hasrat seksual. Menurut peneliti, ini menunjukkan seberapa cepat otak dapat memproses kedua emosi tersebut.

Dalam abstraksinya, para penulis studi mengatakan bahwa membaca mata orang lain adalah keterampilan yang berharga selama interaksi interpersonal.

"Identifikasi pola visual yang berbeda untuk cinta dan nafsu bisa berguna secara teoritis dan klinis dalam terapi pasangan ketika dua fenomena ini sulit dipisahkan satu sama lain berdasarkan laporan diri pasien," tulis para peneliti dikutip dari laman SAGE journals.

Studi ini dimuat secara daring di jurnal Psychological Science.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.