Sukses

20 Bola Magnet Ditemukan pada Penis Bocah 11 Tahun

Seorang anak laki-laki asal China yang penasaran memasukkan bola magnet ke dalam penis dan tidak memberitahu orang tuanya.

Liputan6.com, Jakarta Rasa penasaran berlebihan dapat membahayakan anak-anak. Seperti yang terjadi pada seorang anak laki-laki asal China yang penasaran memasukkan bola magnet ke dalam penis dan tidak memberitahu orangtuanya.

Tentu yang terjadi kemudian adalah anak berusia 11 tahun asal Dongguan, China Selatan, yang "penasaran" ini kesakitan. Ia membutuhkan operasi segera pada kandung kemihnya untuk mengeluarkan mainan magnet eodymium yang dikenal sebagai Buckyballs, dilansir dari Sound Health and Lasting Wealth.

Anak ini pun mengalami perdarahan di dalam urinenya selama seminggu karena terlalu takut untuk memberitahu orang tuanya.

Tapi sebaik apapun anak ini menyembunyikannya, orangtua pasti akan tahu, baik cepat atau lambat.

Ketika orangtuanya membawa putra mereka ini untuk melakukan pengecekan di rumah sakit setempat, akhirnya mereka menemukan apa yang telah ia perbuat pada penisnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kata dokter

Menurut Li Honghui, kepala urolog di Rumah Sakit Anak Dongguan, bocah itu memiliki gejala sering buang air kecil dan sakit setiap kali buang air kecil. Saat dilakukan cystoscopy (endoskopi kandung kemih), dokter Li menemukan 20 bola magnet (buckyball) yang sudah berkarat di kandung kemihnya, sampai menyebabkan peradangan yang tentunya menyakitkan.

Menurut tim medis yang menanganinya, karena mereka tidak bisa mengeluarkan untaian 20 bola magnet melalui cystoscopy, jadi mereka memilih untuk operasi invasif minimal.

Dr. Li juga mengatakan kalau uretra terlalu sempit untuk mengangkat Buckyballs tanpa risiko cedera lebih lanjut, seperti dikutip Mirror.co.uk.

Beruntung, untaian bola magnet ini berhasil dikeluarkan pada operasi di hari yang sama.

Dr. Li telah mencatat kasus serupa pada anak laki-laki dari dua kelompok umur, lima hingga enam, dan 10 hingga 13. Untuk itu, ia mengingatkan orangtua untuk lebih waspada pada setiap gejala yang dialami anak mereka. Karena mungkin anak-anak terlalu takut untuk memberi tahu anggota keluarganya. Selain itu, anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang besar tentang tubuh mereka ketika tumbuh. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.