Sukses

Ini Cerita Di Balik Stigma Masyarakat Terhadap Tenaga Medis

Masyarakat awam yang kurang paham tentang kerja perawat saat melawan COVID-19 menjadi salah satu faktor beredarnya stigma negatif.

Liputan6.com, Jakarta Masyarakat awam yang kurang paham tentang kerja perawat saat melawan COVID-19 menjadi salah satu faktor beredarnya stigma negatif. Hal ini disampaikan Aas Hasbi, perawat sekaligus Koordinator Tim Relawan Gugus Tugas PMI Kota Bandung.

“Mungkin masyarakat kurang paham kerja perawat atau tenaga medis di rumah sakit rujukan COVID-19 itu seperti apa,” ujar Hasbi kepada Health Liputan6.com, Jumat (5/6/2020).

“Kami menggunakan APD 8 jam, untuk menghemat APD kita harus menahan rasa lapar, BAB, BAK, itu harus ditahan sampai haus itu kita rasakan setiap hari. Apa masyarakat berpikir ke sana atau tidak?”

Terkait perjuangan menghemat Alat Pelindung Diri (APD), ia menyinggung tentang adanya petugas kesehatan yang bahkan sempat pingsan gara-gara dehidrasi.

“Memang benar, saya saja merasakan sendiri bagaimana hausnya. Terus pakai APD itu seperti di sauna (panas).”

Namun, Hasbi menganggap bahwa stigma yang timbul adalah hal wajar mengingat tidak semua masyarakat mengerti tentang dunia perawat. Pendapat-pendapat datang dari berbagai orang yang berbeda, tambahnya.

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Terkait Tagar Indonesia Terserah

Hasbi melihat beberapa video beredar tentang kritik masyarakat terhadap tenaga medis yang menyuarakan #indonesiaterserah.

“Kemarin saya lihat, tukang ojek sama ibu-ibu yang mengkritik tenaga medis Indonesia karena ada #indonesiaterserah. Menurut dia tim medis kerjanya gak ikhlas lah, banyak cing-cong lah.”

Menurutnya, latar belakang pembuatan #indonesiaterserah itu bukan berarti para tenaga medis menyerah.

“Perlu diketahui, kami sudah bekerja keras tetapi masyarakat masih ngeyel dan bandel, sudah diingatkan untuk tidak bergerombol tapi malah melanggar. Kali ini kami tak mau lagi bungkam.”

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.