Sukses

Tanggapan Ketua IAKMI Terkait Tagar Indonesia Terserah

Baru-baru ini hangat diperbincangkan mengenai #Indonesiaterserah.

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini hangat diperbincangkan mengenai #Indonesiaterserah. Hal ini muncul ketika banyaknya warga berkerumun di beberapa tempat seolah tak menghiraukan peraturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat ( IAKMI) Ede Surya Darmawan menanggapi hal tersebut. Menurutnya, ini adalah bentuk dari advokasi.

”Karena kalau menyuarakan langsung mungkin susah. Di era medsos itu kan sangat efektif untuk mengingatkan bahwa sebenarnya kita harus tetap fokus menekan penyakit jangan sampai ada kasus baru,” ujar Ede dalam webminar KOMPAK, Rabu (20-5-2020).

Ia menambahkan, jika orang berkerumun untuk kepentingan ekonomi, sebenarnya ekonomi lambat laun akan kembali bangkit ketika pandemi usai. Sebaliknya, kalau orang yang meninggal tidak dapat dibangkitkan kembali.

“Teman-teman pemberi layanan membuat tagar seperti itu adalah salah satu cara advokasi dua pihak, baik itu kepada pemerintah maupun masyarakat.”

Simak Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Efek Domino

Ede menambahkan, alasan tagar ini ditujukan kepada pemerintah adalah karena kebijakan pemerintah memberi efek domino.

“Begitu pemerintah mengatakan bandara dibuka lagi maka efek dominonya itu langsung ke mana-mana dan itu sangat disayangkan.”

Ia menyimpulkan, organisasi dan petugas kesehatan menginginkan kesadaran setiap orang untuk bersama-sama memutus rantai penularan.

“Laksanakan PSBB dengan benar sehingga tidak ada kasus baru, dengan demikian kita bisa lebaran di rumah masing-masing dengan tenang. Setelah lebaran pun tidak ada penambahan kasus baru, barangkali seperti itu.”

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.