Sukses

Efek Stres karena Corona, Eksim hingga Telat Haid

Pandemi Corona telah berlangsung selama berminggu-minggu sekarang, dan belum terlihat kapan berakhir. Ini artinya, tubuh kita bisa berada dalam keadaan stres yang stabil lebih lama.

Liputan6.com, Jakarta Sudah berminggu-minggu kita di rumah saja. Ini sebagai upaya memutus penyebaran virus Corona COVID-19. Tapi, meski di rumah saja mengapa jadi eksim dan telat menstruasi?

Jika seperti itu, Anda tak sendirian. Perasaan yang umumnya muncul saat ini yakni stres, gelisah, dan ketidakpastian. Stres dapat sangat merugikan tubuh dengan cara yang tidak terduga.

Stres dapat menyebabkan seluruh reaksi tubuh yang dapat menyebabkan gejala yang tampak aneh,” kata Kate Harkness, profesor psikologi kesehatan di Queen's University di Kingston, Ontario, seperti dikutip Global News.

Secara teknis, kata Harkness, tubuh sebenarnya melakukan apa yang seharusnya dilakukan. "Tubuh mempersiapkan diri menghadapi situasi yang penuh tekanan ini, tetapi cara itu dirancang tubuh untuk peristiwa stres yang sangat singkat," katanya.

Di masa lalu, tekanan pada manusia sangat berbeda, seperti ancaman dimakan pemangsa. Sedangkan saat ini masalahnya adalah wabah Corona COVID-19.

Pandemi telah berlangsung selama berminggu-minggu sekarang, dan belum terlihat kapan berakhir. Ini artinya, tubuh kita bisa berada dalam keadaan stres yang stabil lebih lama.

“[COVID-19] memiliki dua karakteristik yang paling buruk untuk stres: tidak terkendali dan tidak dapat diprediksi,” kata Harkness.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Perbedaan Stres dan Cemas

Ada perbedaan antara stres dan kecemasan, kata Jennifer Mills, profesor psikologi di York University di Toronto.

"Stres adalah situasi apa pun yang menuntut orang untuk meningkatkan sumber daya yang mereka gunakan untuk mengatasi atau beradaptasi," kata Mills.

Situasi stres sebenarnya bisa bahagia atau mengasyikkan juga. Misalnya, menikah, punya bayi atau pindah rumah.

"Mereka menuntut banyak dari kita, tetapi Anda tidak perlu harus merasakan emosi negatif," kata Mills.

Sedangkan kecemasab mirip dengan rasa takut - ini adalah "respons emosional berbasis rasa takut."

3 dari 3 halaman

Efek Samping Pola Pikir Negatif

"Ketika stres dan kecemasan bertabrakan (seperti saat pandemi), orang merasa seperti tidak akan mampu mengatasinya," kata Mills. "Saat itulah stres bisa menjadi kecemasan, dan itu bisa datang bersama dengan pola pikir negatif."

Pola pikir negatif yang muncul setiap hari ini, tubuh mulai memproduksi peradangan sebagai cara untuk melindungi kita. Sayangnya, ini dapat menyebabkan beberapa efek samping yang tidak nyaman.

"[Tubuh] melepaskan bahan kimia dalam tubuh yang menyebabkan peradangan, yang sangat bagus ketika Anda perlu memperbaiki luka yang mungkin Anda temui," kata Harkness

Peradangan inilah yang menyebabkan flare-up eksim, psoriasis, peningkatan kadar kortisol, produksi minyak berlebih, dan banyak lagi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini