Sukses

Tips Tidak Gragas Saat Sahur dan Buka Puasa, Berat Badan Dijamin Stabil

Mudah sekali mengatur perilaku supaya tidak gragas saat buka puasa dan sahur selama Ramadan.

Liputan6.com, Jakarta - Kita pasti pernah mengalami sebuah situasi ingin membeli semua jajanan yang kita lihat di pinggir jalan untuk disantap saat buka puasa. Rasa-rasanya semua yang terlihat itu ingin kita santap sampai tak bersisa. Padahal, saat itu terjadi, kita menjadi begah dan sulit untuk bergerak.

Sementara itu, tidak sedikit pula orang yang menjadikan puasa Ramadan momentum untuk memulai diet guna menurunkan berat badan. Akan tetapi seringkali hal tersebut tak berbuah manis. Penyebabnya, karena kita seringkali menjadi gragas atau rakus saat buka puasa maupun sahur.

Hal-hal tersebut sebenarnya dapat dihindari. Dan, bila kita dapat mengontrol perasaan dengan baik, akan terhindar dari sifat gragas tersebut. Lantas, bagaimana caranya? Dinda Utami dari APKI (Asosiasi Pelatih Kebugaran) Certified Trainer dan NLP Licensed Practitioner memberikan tipsnya. 

Pertama, kita harus menancapkan esensi atau makna dari puasa itu sendiri di dalam kepala. Dengan melakukan hal tersebut, akan memudahkan kita untuk bertindak wajar dan tidak berlebihan dalam menyantap makanan di saat sahur dan buka puasa.

"Salah satu dari esensi berpuasa adalah menahan diri. Menahan diri itu berarti memberi waktu dan ruang sebelum kita bertindak. Atau kata lainnya diam sejenak," kata Dinda Utami.

 

Simak Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Minum Air Putih dan Makan Makanan Manis Saat Buka Puasa

Jadi, pada saat berbuka puasa, sebaiknya minum segelas air putih terlebih dahulu. Setelah itu, santap kudapan yang manis, seperti kurma, guna mengembalikan energi yang hilang selama kita puasa.

"Kemudian berilah tubuh kita waktu untuk diam sejenak, duduk, dan bernapaslah dengan tenang dan santai," ujar Dinda.

"Dengan begitu, rasa ingin makan berlebihan atau “gragas” bisa turun perlahan," Dinda menambahkan. 

Apabila langkah sederhana itu dapat dilakukan dengan benar, tidak menutup kemungkinan perilaku baik ini bisa kita bawa di hari-hari berikutnya setelah puasa Ramadan usai.

"Tentu saja menahan diri ini tidak berakhir di saat puasa. Tapi diharapkan bisa menjadi tingkah laku yg bisa kita bawa terus ke depannya agar kita dapat selalu menjaga porsi makan," ujar ibu dua orang anak yang juga seorang pelatih kebugaran di Fitness Embassy, Jakarta Selatan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.