Sukses

Buka Kelas Online untuk Nakes, CISDI Sebut Faskes Tingkat Pertama Juga Berperan Penting Tangani COVID-19

CISDI menyatakan, tenaga kesehatan khususnya di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) juga memiliki peranan penting dalam pencegahan dan penanganan COVID-19

Liputan6.com, Jakarta Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) menjadi layanan pertama yang akan didatangi masyarakat. Maka dari itu, penting bagi tenaga kesehatan di fasilitas tersebut untuk ikut bersiap dalam penanganan pandemi COVID-19.

Egi Abdul Wahid, Direktur Program Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) mengatakan bahwa tenaga kesehatan memiliki kebutuhan yang mendesak dalam mengakses informasi dan pengetahuan terkait pencegahan dan penanganan COVID-19.

Dalam siaran persnya, Egi mengatakan bahwa selama ini pemerintah Indonesia sangat responsif dalam mengeluarkan kebijakan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat.

"Namun, pemahaman dan keterampilan tenaga kesehatan merupakan kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi hanya melalui peraturan maupun prosedur yang dikeluarkan pemerintah," kata Egi seperti dikutip pada Jumat (3/4/2020).

"Selain itu, pemerintah masih terlalu terfokus pada layanan kesehatan sekunder padahal puskesmas dan klinik juga memegang peranan sangat penting," tambahnya.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

CISDI Buka Kelas Daring Bagi Nakes

Maka dari itu, CISDI mengatakan Kelas Online Pencegahan dan Penanganan COVID-19 yang terbuka bagi seluruh tenaga kesehatan di Indonesia.

Diah Saminarsih, Ketua Dewan Pembina CISDI menekankan pentingnya peran masyarakat sipil dalam melengkapi dan memperkuat fungsi-fungsi sistem kesehatan nasional di masa darurat kesehatan.

"Dengan kondisi geografis Indonesia yang luas dan budaya kolektif masyarakat, masyarakat sipil perlu berkolaborasi dalam memastikan pilar sistem kesehatan nasional, yaitu tenaga kesehatan Indonesia, siap berada di garda terdepan layanan kesehatan di masa pandemi ini," kata Diah.

Adapun, CISDI menyatakan bahwa Kelas Online mereka telah menerima lebih dari 5 ribu aplikasi dari tenaga kesehatan di berbagai daerah di Indonesia semenjak pendaftaran dibuka pada 27 Maret 2020 lalu.

3 dari 3 halaman

Materi COVID-19 Bagi Nakes

Beberapa pengisi materi antara lain dari Kementerian Kesehatan dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI).

Dalam kegiatan tersebut, Dokter Spesialis Paru Anna Rozaliyani dari PDPI mengatakan bahwa salah satu hal yang harus dikenali oleh tenaga kesehatan adalah gejala klinis COVID-19.

"Mulai dari tanpa gejala sampai dengan pneumonia berat, tetapi pada umumnya yang tanpa gejala sampai gejala ringan, itu hampir mencapai 85 persen dan hanya sekitar 15 sampai 20 persen yang bermanifestasi sebagai pneumonia mulai dari yang ringan sampai yang berat," kata Anna dalam kelas daringnya,

Kelas Online ini telah diselenggarakan pada 30 Maret, 1 April, dan3 April. Dua kelas selanjutnya akan dilakukan pada 6 dan 8 April 2020.

Direncanakan, masih akan ada pertemuan lanjutan bagi tenaga, dinas, dan komunitas kesehatan lain yang membutuhkan informasi dan pengetahuan terkait pencegahan dan penanganan COVID-19.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.