Sukses

Lacak Riwayat Kontak Pasien Corona COVID-19 Bukan Pekerjaan Mudah

Melacak riwayat kontak pasien Corona COVID-19 bukan pekerjaan yang mudah.

Liputan6.com, Jakarta Melacak kontak riwayat pasien Corona COVID-19 atau yang disebut contact tracing rupanya bukanlah pekerjaan mudah. Ibarat pekerjaan rumah yang memakan cukup energi dan waktu.

Ketika hasil tes pasien dinyatakan positif, penelusuran pun semakin diperluas oleh petugas yang melakukan pelacakan riwayat kontak.

"Akan ada petugas yang interview, pasien Corona COVID-19 yang bersangkutan gejalanya apa, sudah berapa lama sakit, sejak kapan sakit. Nanti juga ditanya dia (pasien) kontak dengan siapa saja, pergi ke mana saja," ujar Anggota Tim Satgas COVID-19 Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Budi Haryanto dalam konferensi pers secara Live, ditulis Jumat (3/4/2020).

"Kemudian kita bisa melakukan contact tracing dan harus mampu identifikasi. Dikumpulkan informasi, termasuk riwayat perjalanan, misal dari mana saja dan di mana saja,  mau di kendaraan umum, naik bus dan sebagainya harus disebutkan."

Dari pelacakan kontak pasien, kita dapat mengetahui, dia sudah membawa virus Corona COVID-19, yang bisa saja menular kepada orang lain. Bahkan orang lain yang berkontak di pemberhentian transportasi publik atau restoran dan toko yang pernah dikunjungi pasien COVID-19 tersebut.

"Semua data itu ada petugas yang melakukan pencatatan dan melakukan tracingnya. Tapi upaya ini dilakukan di Singapura. Di Singapura, yang melakukan contact tracing adalah detektif-detektif dari kepolisian," lanjut Budi.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mampu Temukan 900 Orang

Budi menambahkan, pelacakan riwayat kontak pasien Corona di Singapura memang sangat ketat. Mereka bisa mendapatkan 900 orang yang pernah kontak dengan pasien Corona yang bersangkutan. Mereka diidentifikasi dan dilakukan tes Corona.

"Indonesia mungkin tidak akan bisa melakukan seperti itu. Tapi sebenarnya, demi kepentingan-kepentingan percepatan dari penanganan Corona. Sebaiknya upaya pelacakan contact tracing seperti di Singapura bisa menjadi pilihan," tambahnya.

"Kalau mungkin dananya ada dan ingin contact tracing Corona lebih cepat selesai. Maka, juga harus dilakukan. Karena pelacakan riwayat kontak akan betul-betul ditemukan, siapa saja orang-orang yang pernah kontak dengan pasien. Sehingga sejak awal dapat diketahui, apakah orang yang bersangkutan positif atau tidak."

Temuan contact tracing yang cepat dapat membantu orang lain yang mungkin berisiko atau mulai muncul gejala ringan segera melakukan isolasi diri sendiri.

"Saya pikir, upaya ini sangat baik untuk mencegah penularan Corona," lanjut Budi.

3 dari 3 halaman

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.