Liputan6.com, Jakarta Selama ini, Israel diketahui telah menggunakan teknologi untuk melacak pergerakan militan Palestina. Kali ini, pemerintah setempat mengungkapkan bahwa mereka akan menggunakan strategi serupa dalam mencegah penyebaran COVID-19.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pemerintah akan menggunakan metode penyadapan dan penelusuran terhadap ponsel milik pasien terinfeksi virus corona penyebab COVID-19.
Baca Juga
Foto Umrah Anak Mendag Zulkifli Hasan Zita Anjani Dikritik karena Pamer Foto Produk Diboikot Berlatar Masjidil Haram
Protes Pro-Palestina Bergema di Kampus-kampus AS: Ketua DPR Ancam Terjunkan Garda Nasional
Israel Tak Terima Lihat Warga Gaza Palestina Bermain di Pantai Saat Perang Berlangsung: Apa Itu Genosida?
Dilansir dari AP News pada Senin (16/3/2020), dalam sebuah pidato yang disiarkan pada Sabtu malam waktu setempat, Netanyahu mengatakan bahwa meskipun metode itu akan menimbulkan pelanggaran privasi, tetapi setidaknya cara tersebut dinilai sebagai langkah untuk melindungi kesehatan masyarakat.
Advertisement
Rencana tersebut nantinya memungkinkan pemerintah melacak ponsel pasien, untuk memberikan riwayat yang jauh lebih tepat pergerakan mereka yang terinfeksi sebelum didiagnosis, sehingga dapat mengidentifikasi orang yang mungkin terpapar.
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Tak Masalah Melanggar Privasi Individu
Netanyahu menambahkan bahwa teknologi ini belum pernah digunakan pada warga sipil. Namun, ancaman kesehatan yang juga belum pernah terjadi pada masyarakat sebelumnya juga membuat metode tersebut dinilai tepat.
"Itu bukan tindakan kecil. Mereka melibatkan beberapa tingkat pelanggaran privasi beberapa orang, yang akan kami periksa untuk melihat dengan siapa mereka bersentuhan saat sakit dan apa yang terjadi sebelumnya," kata Netanyahu.
"Ini adalah alat yang efektif untuk menemukan virus," tambahnya.
Advertisement
Dikutip dari Jerusalem Post, Badan Keamanan Israel, Shin Bet menegaskan bahwa metode ini bukan memaksa seseorang untuk melakukan karantina dan menganggap mereka sebagai teroris. Namun mereka mempertimbangkannya sebagai upaya nasional untuk mencegah penyebaran pandemi.
Menteri Pertahanan Israel Naftali Bennet mengatakan, ada kemungkinan pasien virus corona akan bertambah menjadi ribuan dalam beberapa minggu.
"Kita berada dalam hari-hari yang paling dramatis," kata Bennett. "Saya lebih suka melanggar hak-hak individu dengan cara yang terkendali dan di bawah langkah-langkah kontrol sipil secara signifikan, demi menyelamatkan nyawa," kata Bennet.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement