Sukses

Panduan CDC Soal Masker dan Gaya Janggut Dirilis Bukan karena Virus Corona

Beberapa waktu lalu, media sosial sempat dihebohkan dengan grafik yang dirilis CDC yang menyatakan bahwa pemakaian masker juga dipengaruhi oleh gaya rambut wajah

Liputan6.com, Jakarta Sebuah visual yang menunjukkan kaitan antara penggunaan masker dan gaya janggut yang dikeluarkan oleh Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat beredar di dunia maya. Banyak pemberitaan yang menyatakan bahwa beberapa model janggut tertentu, tidak bisa melindungi seseorang dari virus corona meski sudah memakai penutup wajah.

Dalam narasi yang beredar di beberapa artikel media luar negeri, disebutkan bahwa beberapa gaya janggut seperti ducktail, full beard, atau mutton chops tidak cocok apabila pria mau menggunakan masker. Sehingga, CDC merekomendasikan untuk mencukur rapi bagian dagu.

Edaran ini tentu saja menimbulkan kontroversi serta menjadi bahan candaan para pengguna media sosial setempat. Dikutip dari Newsweek pada dikutip dari pada Minggu (1/3/2020), beberapa warganet malah menyatakan bahwa grafik tersebut membantu mereka untuk mengetahui nama dari gaya rambut wajah yang mereka miliki.

Walaupun memang berasal dari CDC, rupanya ada kesalahan informasi di sini. Organisasi kesehatan di negeri Paman Sam itu tidak merilis grafik tersebut dikarenakan kemunculan virus corona yang baru diketahui di penghujung 2019.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Klarifikasi CDC

Gambar tersebut sudah ada sejak tanggal 2017 dan ditujukan untuk para profesional yang menggunakan masker respirator secara rutin untuk melindungi diri saat bekerja.

"CDC tidak merekomendasikan penggunaan respirator secara rutin di luar pengaturan tempat kerja (di masyarakat), kata Tom Skinner, juru bicara CDC kepada AP News.

Selain itu, CDC juga menyatakan bahwa dibandingkan masker bedah, masker N95 memang lebih menyaring 95 persen partikel udara. Walau begitu, terkait virus corona, mereka lebih menyarankan orang-orang untuk menggunakan masker apabila sedang mengalami gejala atau sedang dalam pemeriksaan terkait penyakit.

World Health Organization juga menyatakan bahwa penggunaan masker bukan satu-satunya cara melindungi diri dari virus corona baru ini. Mereka menyarankan bahwa alat tersebut digunakan apabila seseorang mengalami batuk serta menunjukkan gejala seperti kesulitan bernapas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.