Sukses

Gerakan Sejuta Masker, Jusuf Kalla: Bila Sudah Terkumpul Akan Didistribusikan ke Daerah

Gerakan pengadaan 1 juta boks masker yang dilakukan oleh PMI guna pencegahan virus corona apabila masuk ke Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Sejauh ini, Indonesia terbukti tidak memiliki kasus terkait virus corona. Meskipun begitu, berbagai upaya pencegahan masuknya virus corona ke Indonesia terus dilakukan oleh banyak pihak.

Seperti salah satunya yang dilakukan oleh Palang Merah Indonesia (PMI), sedang melakukan gerakan pengadaan 1 juta masker guna antisipasi mewabahnya virus corona di Indonesia.

“Ini guna antisipasi kalau virus corona masuk ke Indonesia, tetapi mudah-mudahan tidak ya. Jadi kita mempersiapkan yang terjelek karena penduduk kita begitu banyak dan komunitas kita begitu padat, sehingga potensi apabila itu sampai ada, penyebarannya cepat karena sama dengan china penduduknya besar,” kata Ketua Umum PMI, Muhammad Jusuf Kalla di Markas Pusat PMI, Jakarta pada Selasa, (25/2/2020).

Tentunya apabila sudah terkumpul akan segera didistribusikan di daerah yang berpotensi terdampak virus corona, antara lain Batam, Manado, Jawa,Sumatera, Kalimantan Utara dan daerah lain di Indonesia.

Meski kampanye ini baru saja dilakuan, tetapi setidaknya PMI sendiri memiliki persediaan masker di gudang logistiknya. Hal tersebut seperti yang diucapkan oleh Jusuf Kalla, persediaan masker di PMI sendiri hanya sebanyak beberapa ratus saja karena sebelumnya sudah dikirimkan ke Hong Kong, Natuna, dan daerah-daerah lainnya.

Apabila nantinya sudah terkumpul sebanyak 1 juta boks masker dan tetap dinyatakan bahwa tidak adanya kasus virus corona di Indonesia sampai terciptanya vaksin untuk mencegah virus corona, maka masker tersebut memiliki banyak kegunaan, menurut Ketua Umum PMI.

“Jadi ada nggak ada virus corona, masker ini tetap dibutuhkan. Tetap aja itu (masker) tahan lama. Masker bisa tahan 3-4 tahun," kata mantan wakil presiden tersebut.

Hal senada juga dikatakan oleh CEO Benihbaik.com Andy F. Noya, yang turut ikut andil dalam gerakan ini.

"Menjadi penting karena kita tahu persis kebutuhan yang luar biasa dan ketersediaan masker yang terbatas serta PMI juga harus memberikan bantuan kepada negara-negara yang sudah terinfeksi virus corona," katanya.

 

Simak Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

PMI menggandeng Benihbaik.com

PMI dalam mewujudkan pengadaan 1 juta boks masker guna antisapasi virus corona masuk ke Indonesia. Sedangkan Benihbaik.com dalam hal ini merupakan platform digital yang dapat memfasilitasi kegiatan pengumpulan dana masyarakat secara sukarela agar dapat langsung membantu dengan sesamanya.

"Benihbaik.com mempunyai sistem komunikasi terkait kegiatan sosial dan penggalangan dana yang baik. Sedangkan PMI sendiri memiliki sistem mitigasi yang kuat dalam bidang sosial kemanusiaan terbesar di Indonesia dengan kiprahnya yang menjangkau seluruh pelosok Indonesia," kata Jusuf Kalla.

Sedangkan PMI punya 500 cabang, 1,5 juta relawan, unit-unit yang bisa untuk membantu, dan bisa memobilisasi dengan cepat tersebar di seluruh Indonesia.

Sehingga, hal tersebut menjadi upaya penggabungan kelebihan antara kedua belah pihak.

 

3 dari 3 halaman

Terus meningkatkan kerjasama

Menurut Andy, PMI dan BenihBaik.com tentu saja tidak bisa mewujudkannya sendirian. CEO Benihbnaik.com ini berharap nantinya juga akan semakin banyak pihak yang bergabung dalam gerakan pengumpulan dana untuk pembelian masker ini.

“Kami juga bergandengan tangan dengan sejumlah pihak untuk menjalankan program ini," katanya.

Tidak hanya dengan menyumbang dalam bentuk masker, tetapi gerakan pengadaan 1 juta boks masker itu juga dapat dilakukan dalam bentuk penggalangan dana atau menyediakan platform untuk mengkampanyekan gerakan ini.

“Sebagian sudah ada yang menyetor uang kontan dan sebagian menyediakan aplikasi untuk penggalangan dana. Semua memiliki tujuan yang sama yaitu bagaimana agar 50 juta masker bisa tercapai,” kata jurnalis senior itu.

 

 

 

Penulis : Vina Muthi A.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.