Sukses

Selepas WNI di Natuna Dipulangkan, Pemda Tetap Pantau Kondisi Mereka dan Lingkungan Sekitar

Setelah WNI di Natuna dipulangkan, pemda tetap mengaktifkan surveilans.

Liputan6.com, Jakarta Selepas 237 Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjalani observasi di Natuna, Kepulauan Riau dipulangkan, pemerintah daerah tetap mengaktifkan surveilans. Dalam hal ini, setiap daerah, khususnya dinas kesehatan setempat memantau terus perkembangan kondisi WNI yang dipulangkan ke daerah masing-masing.

Namun, ada yang membedakan dari surveilans. Bahwa yang dipantau bukan hanya WNI yang bersangkutan pulang dari Natuna, melainkan anggota keluarga maupun teman-teman di sekitarnya.

"Kami mengerahkan surveilans aktif. Sekarang yang diperhatikan itu keluarga dan teman-teman di sekitarnya. Bukan kesehatan si Dia (WNI) sendiri, tapi bagaimana keadaan orang-orang yang berinteraksi dengan mereka," kata Sekretaris Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI, Achmad Yurianto saat konferensi pers di Gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, ditulis Minggu (23/2/2020).

"Seperti kemarin (20/2/2020), ada satu (WNI yang berasal) dari Toli Toli, Sulawesi Tengah. Pemerintah daerahnya minta untuk terus diperhatikan. Dan juga yang diperhatikan bukan hanya dia yang dipulangkan dari Natuna, tapi masyarakat sekitarnya. Ini namanya dipantau surveilans aktif."

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Nostalgia dan Berbagi Pengalaman

Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Vensya Sitohang ikut berharap, kepala daerah setempat ikut menjaga WNI yang sudah diobservasi selama 14 hari di Natuna. Selain itu, ikut mensosialisasikan bahwa observasi berjalan dengan baik dan seluruh WNI memang sehat.

Sosialisasi ke daerah, terutama tempat tinggal 237 WNI sudah dilakukan.

"Untuk pemerintah daerah sudah dihubungi olehKementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Jadi, bukan tugasnya Kemenkes yang menghubungi," Yuri menerangkan.

Walaupun WNI yang seluruhnya mahasiswa di Wuhan ini sudah pulang ke daerah masing-masing, Yuri tetap memantau kondisi mereka. Ada sebuah grup WhatsApp yang berisi percakapan 237 WNI tersebut.

"Alhamdulillah, sampai hari ini saya memonitor terus grup WhatsApp. Mereka baik-baik saja. Dan kebanyakan obrolan mereka ya bernostalgia dan saling berbagi pengalaman," tambahnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.