Sukses

Netizen Geram Lihat Perawat Hamil 9 Bulan Merawat Pasien Virus Corona

Seorang perawat hamil yang merawat pasien di sebuah rumah sakit di pusat wabah virus corona, Wuhan telah memicu reaksi warga Tiongkok.

Liputan6.com, Jakarta Sebuah video yang menampilkan seorang perawat hamil yang merawat pasien di sebuah rumah sakit di pusat wabah virus corona, Wuhan telah memicu reaksi warga Tiongkok.

Laman BBC melaporkan, wanita tersebut ternyata sedang hamil 9 bulan, bernama Zhao Yu.

Namun, netizen mengkritik rumah sakit yang mengijinkan perawat tersebut karena tingkat penularan penyakitnya tinggi. Terlebih saat ini di daratan China sedang ada wabah novel coronavirus (COVID-19), yang telah memakan korban hingga lebih dari 2200 jiwa meninggal dunia.

Zhao Yu mengakui dalam video bahwa keluarganya menolak untuk membiarkannya terus bekerja. "Tetapi Zhao Yu bersikeras ingin melakukan bagiannya dalam memerangi virus," ujar salah satu keluarga.

Video yang seharusnya memberikan pemahaman kepada publik, justru berbalik. Netizen malah membanjiri komentar dan menuduh penyiar berita menggunakan cerita Zhao Yu sebagai bentuk propaganda.

"Bisakah kita menghentikan semua propaganda ini? Siapa yang membuat keputusan bahwa video ini baik-baik saja? Wanita hamil seharusnya tidak boleh (bertarung di garda depan)," tulis salah satu netizen dalam kolom komentar.

"Apa-apaan ini, memang ini pertunjukan atau ada tujuan politikkah? Jangan mengirim seorang wanita hamil sembilan bulan untuk melakukan ini," tulis komentar lainnya.

"Saya benar-benar berpikir bahwa pesan (video) ini...secara tidak langsung mengadvokasi wanita untuk bertarung di garis depan tanpa menghiraukan kesehatan mereka...," tulis komentar lainnya.

 

Simak Video Menarik Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tagar #SeeingFemaleWorkers

Dan bukan hanya itu, sebelumnya juga telah beredar video lain yang menunjukkan beberapa petugas medis wanita di China yang mencukur habis rambutnya dengan alasan memudahkannya memakai pelindung kepala saat merawat pasien.

Namun banyak yang meragukan logika ini, karena tidak ada pria yang mencukur habis rambutnya hanya untuk bisa memakai pelindung kepala.

Tagar #SeeingFemaleWorkers (yang menyerukan agar orang-orang mengenali kontribusi wanita di lini depan) juga menjadi viral di Weibo.

"Profesionalisme. Iman. Loyalitas. Kekuatan. Inilah semua kualitas yang patut dibanggakan. Wanita tidak hanya mampu dan hebat hanya karena mereka mencukur rambut panjang mereka," tulis salah satu komentar.

"Mengapa media selalu menggunakan pengorbanan wanita sebagai alat untuk propaganda? Bukankah sama mengagumkannya bagi para wanita ini untuk berada di garis depan? Begitupun perjuangan wanita yang tidak hamil?" tulis komentar lainnya.

"Mereka pasti cantik, seorang ibu, serang istri, lalu berkorban. Hanya dengan begitu mereka akan dianggap hebat." tulis komentar lainnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.